Pertemuan yang diselenggarakan negara-negara anggota kawasan euro hari ini nampaknya membuahkan optimisme terhadap pertumbuhan di kawasan yang terdiri dari 19 anggota negara ini. Optimisme ini juga didukung oleh masih lambatnya pertumbuhan ekonomi yang berasal dari Amerika Serikat (AS) dan juga dari Tiongkok yang diprediksi tidak lagi akan menjadi driver utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi global.
Namun yang penting juga dibahas dalam pertemuan kali ini adalah soal posisi Yunani yang terancam gagal melunasi utangnya terhadap IMF pekan ini dimana hingga hari ini Yunani masih belum mengindahkan syarat yang diajukan oleh para lembaga kreditur mengenai reformasi birokrasi yang diminta.
Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun tampak jelas bahwa pertumbuhan ekonomi di kawasan euro jauh lebih baik daripada AS. Terkait hal ini, para petinggi di kawasan euro optimis bahwa pertumbuhan ekonomi di wilayahnya untuk periode Q1 2015 akan tumbuh sebesar 0,5 persen, bahkan menyaingi Inggris yang selama ini memegang peranan sebagai negara dengan ekonomi terkuat di Eropa. Optimisme ini juga terbentuk karena Bank Sentral Eropa (ECB) baru saja melakukan program pembelian obligasi sebesar € 60.000.000.000 pada Maret lalu.
Stephanie Rebecca/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens









