
(Vibizmedia – Nasional) Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar (basic needs) manusia selain pangan dan sandang, maka pemenuhan kebutuhan akan rumah menjadi prioritas yang tidak dapat ditangguhkan. Pertumbuhan penduduk perkotaan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun menimbulkan peningkatan permintaan terhadap kebutuhan akan tempat tinggal atau perumahan di perkotaan.
Peningkatan permintaan akan perumahan ini secara nasional sangat menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi akan tetapi hal ini hanya menjadi prospektif bagi penyediaan rumah untuk kalangan menengah atas (high middle income).
Persoalan ketersediaan lahan menjadi masalah bagi pengembangan rumah di perkotaan, terutama bagi penyediaan rumah untuk masyarakat golongan berpenghasilan rendah. Hal ini pun juga dirasakan oleh para pengusaha properti ditambah lagi dengan kendala dalam membangun infrastruktur dan penyediaan utilitas, lamanya waktu pengurusan perizinan, mahalnya biaya serta ketidak pastian hukum atas pertanahan.
Faktor terbesar yang mempengaruhi adalah kesediaan lahan, karena harga dasar tanah khususnya di perkotaan saat ini terus melambung. Upaya pemerintah mencanangkan program sejuta rumah pada 29 April lalu, pemerintah menggandeng para pengusaha properti yang tergabung dalam dewan pengurus Real Estate Indonesia (REI).
Eddy Hussy Ketua REI periode 2013-2016 mengatakan, program yang akan diselenggarakan di seluruh provinsi di Indonesia ini membutuhkan ketersediaan lahan yang sangat besar, serta pemenuhan kebutuhan infrastruktur di lahan-lahan baru tersebut. Diharapkan melalui pembangunan ini akan dapat menghidupkan ekonomi secara luas, ungkapnya usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (23/6).
REI asosiasi yang menaungi sekitar 3000 pengembang ini, akan membantu mengerakkan seluruh anggotanya untuk segera ikut mendukung dan mensukseskan program pemerintah membangun rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta mendorong pemerintah agar menentukan zona RT RW bagi rumah MBR sehingga Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dipatok dan tidak ada kenaikan.
Tersebar di delapan provinsi yang umumya rumah MBR lahannya terletak dipinggir kota atau penghubung antar kota. Sampai dengan saat ini dari target 331 ribu rumah sudah 20 ribu unit rumah yang telah dibangun tahun ini, ungkap Basuki Hadimoeljono Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat.
Sedangkan target pembangunan rumah tapak atau landed house, rumah yang bangunannya menapak langsung dengan tanah baru selesai tiga bulan setelah dibangun, untuk pembangunan apartemen membutuhkan waktu satu tahun.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela








