
(Vibizmedia – Nasional) Banyak kekhawatiran dari masyarakat dan pelaku usaha mengenai pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi saat ini, bahwa berbagai opini mengarah pada krisis ekonomi tahun 1998 terulang kembali.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan bahwa ekonomi Indonesia saat ini belum pada tahap krisis, justru fundamentalnya jauh lebih baik dibandingkan kondisi pada tahun 1998 lalu.
Dibandingkan 2 tahun lalu atau tahun lalu, sekarang ini secara fundamental (Indonesia) lebih baik. Yang disebut fundamental ekonomi itu apa? Inflasi, capital inflow, bagaimana neraca perdagangan. Misal, kita punya inflasi akan mengarah ke 4 persen, sebelumnya 8 persen. Kita punya transaksi berjalan tinggal defisit 2,1 persen, sebelumnya 4,2 persen. Jadi, ada perbaikan. Neraca perdagangan tahun lalu mengalami defisit tetapi sejak Januari 2015 telah mengalami surplus, ungkap Agus.
Agus menjelaskan bahwa yang dikatakan krisis itu dunia, karena pertumbuhan ekonomi dunia turun dari 3,8% menjadi 3,5% dan kemudian turun kembali menjadi 3,3%, terlalu rendah sehingga berdampak kepada Indonesia.
Beberapa negara yang mengalami dampak pelemahan ekonomi tersebut selain Indonesia, antara lain Tiongkok selama 20 tahun pertumbuhan ekonomi diatas 10%, tetapi dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan dan diperkirakan tahun ini menjadi 6,8%, ungkapnya Kamis kemarin (27/8).
Kondisi dunia yang tidak pasti, perlu untuk di waspadai, jatuhnya harga komoditas melemahkan ekonomi di Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat bergantung pada harga komoditas sumber daya alam (SDA) diantaranya minyak kelapa sawit (CPO) dan batubara.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela