Nampaknya kondisi ekonomi Australia masih akan terus goyah menjelang sisa tahun 2015 ini, kondisi tersebut tercermin dari terus merosotnya harga bijih besi yang telah mengakibatkan harga logam turun 15 persen sejak September 2014 lalu. Akibat dari masih rendahnya harga komoditi hingga saat ini, tentu saja meski kinerja ekspor negara ini menguat, dampaknya tidak akan terlalu terasa bagi perekonomian Australia. Dampak domino dari pelemahan ekonomi Tiongkok yang merupakan mitra dagang utama Australia dan jatuhnya harga komoditi nampaknya sudah membuat para pelaku bisnis di negara ini kehilangan kepercayaan diri untuk melakukan aktivitas bisnis.
Berdasarkan survey terbaru yang dirilis oleh Australian Industry Group (AIG) pagi ini (5/10), telah dilaporkan bahwa kinerja di sektor jasa Australia pada September lalu memang masih melanjutkan fase ekspansinya memasuki bulan keempatnya berturut-turut pada bulan September lalu tetapi pada fase yang melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sebagai informasi, tren ekspansi kali ini adalah yang terpanjang sejak terakhir kali tercatat pada Maret 2008 silam. Skor PMI AIG Services Index (PSI) pada September lalu turun 3,4 poin ke level 52,3 dari yang semula tercatat pada level 55,7 di bulan Agustus. Dapat dilihat tren kinerja sektor jasa Australia sejak awal tahun 2008 sampai September lalu pada gambar dibawah ini: