Sejauh ini, Bank Indonesia (BI) menyatakan masih akan terus mewaspadai adanya risiko pasar keuangan global karena berbagai hal, antara lain terbatasnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok, belum solidnya pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan rendahnya harga komoditas. BI melihat pemulihan ekonomi global cenderung terbatas sementara tekanan di pasar keuangan global sudah mulai mereda. Terbatasnya pemulihan ekonomi global tersebut terutama bersumber dari masih terbatasnya pertumbuhan ekonomi emerging markets, khususnya Tiongkok yang diperkirakan terus melambat.
Perlambatan ekonomi Tiongkok belakangan ini makin terlihat dari rilis kinerja ekonominya yang melaporkan hasil mengecewakan. Salah satunya adalah kinerja di sektor manufakturnya yang terpantau menurun disertai dengan aktivitas ekspor yang masih lemah. Sampai saat ini, semakin jelas terlihat bahwa kinerja industri manufaktur Tiongkok masih belum pulih sehingga banyak ekonom menilai langkah-langkah stimulus lanjutan oleh bank sentralnya sangat diperlukan untuk mencegah perlambatan tajam. (Lihat juga: Kinerja Manufaktur Tiongkok Versi Pemerintah Meradang)









