Langkah Pemerintah Dorong Pertumbuhan Investasi, Kendalikan Inflasi dan Menekan Indeks Gini di Indonesia

0
810
Sidang Kabinet Paripurna Membahas Perkembangan Pembahasan APBNP Tahun 2016 dan Laporan Persiapan Hari Raya Idul Fitri di Istana Negara. FOTO : SETPRES/KRIS

(Vibizmedia – Nasional) Presiden Joko Widodo kembali menekankan pentingnya belanja pemerintah mendorong pertumbuhan melalui investasi, pengendalian inflasi dan menekan indeks gini.

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pada kuartal keempat 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,04%, tetapi pada kuartal pertama 2016 turun menjadi 4,92% pengaruh dari belanja di kementerian dan lembaga.

Untuk itu, pemerintah mendorong kementerian dan lembaga untuk mempercepat belanja modalnya seperti yang telah dilakukan Kementerian PUPR dengan belanja modal meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Situasi ekonomi global saat ini masih terus diwaspadai karena belum sepenuhnya stabil, pergerakan setiap hari, setiap minggu masih terus berubah-ubah.

Investor, diperebutkan oleh negara lain yang kondisinya lebih jelek dari negara kita, oleh karena itu Presiden meminta agar proyek yang bisa dikerjakan oleh swasta atau investor diserahkan kepada mereka, bukan terbalik menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), APBN digunakan untuk kebutuhan atau penggunaan lain, ungkap Presiden Joko Widodo, Selasa (7/6).

Presiden mendorong agar indikator-indikator ekonomi seperti pertumbuhan investasi, pengendalian inflasi serta indeks gini tetap dijaga. Khususnya menjelang lebaran harus diwaspadai terjadinya inflasi.

Harga – harga bahan pokok menjadi tanggung jawab Kementerian Perdagangan serta kementerian lain yang turut berperan karena bersentuhan langsung dengan yang berkaitan dengan inflasi yaitu Kementerian Pertanian dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Presiden Joko Widodo sampaikan bahwa untuk menekan inflasi dibawah 4 tahun 2016 ini, Presiden meminta agar menjelang Idul Fitri tidak terjadi kenaikan harga-harga dan kebiasaan setiap tahun, dengan demand naik, tapi kalau supplynya dikendalikan tidak akan terjadi kenaikan, ungkap Presiden, Selasa (7/6).

Bahkan Presiden memiliki ide, untuk hari raya besar seperti Natal dan Tahun Baru justru ada diskon besar-besaran, dinegara-negara lain hal ini berhasil dilakukan, tetapi dinegara kita belum.

Dengan adanya konsep, rencana dan pelaksanaan implementasi dilapangan, kenaikan harga jelang atau pada hari raya tidak akan terjadi, sebab, dampak dari kenaikan harga adalah rakyat kecil yang terdiri dari petani dan buruh tani yang juga merupakan 82% petani adalah konsumen beras.

Journalist : Rully
Editor      : Mark Sinambela

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here