(Vibizmedia – Nasional) Pola pembangunan di Papua memiliki kekhasan yang berbeda dengan wilayah lain pada umumnya, untuk itu pembangunan yang direncanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berbasis wilayah adat setempat.
Pola tersebut merupakan hasil diskusi yang cukup lama dibicarakan oleh Bappenas yang telah berkoordinasi langsung dengan Pemerintah Provinsi Papua, untuk menguatkan rencana tersebut, Bappenas telah mengeluarkan rekomendasi terkait pembangunan berbasis wilayah bagi masyarakat di provinsi – provinsi di Papua.
Wilayah adat tersebut terdiri dari wilayah adat Mamta yang tersebar di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Kabupaten Memberamo Raya dan Kabupaten Sarmo. Selain pembangunan didukung oleh keadaan geografis dan nilai ekonomis, juga direncanakan pengembangan produk lokal pertanian seperti sagu dan coklat.
Selain itu, wilayah adat lainnya adalah Saereri yang mencakup Kabupaten Yapen, Kabupaten Biak dan Waropen. Wilayah-wilayah ini dianggap penting karena memiliki potensi sumber daya perikanan yang melimpah. Untuk itu, pembangunan ekonomi juga akan berfokus pada infrastruktur guna menunjang kegiatan hulu dan hilir perikanan.
Wilayah adat Animha yang merupakan daerah yang datar, terdiri dari Kabupaten Merauke, Kabupaten Bovendigul, Kabupaten Mapi dan Kabupaten Asmat akan mengembangkan lumbung pangan nasional.
Lanjut wilayah adat Lapago dan Mepago, yang memiliki 14 kabupaten dengan potensi besar di bidang pertanian termasuk komoditas buah merah dan kopi dan dua wilayah adat lainnya di Doberai dan Bomberay di Provinsi Papua Barat juga memiliki potensi pertanian, tambang dan perikanan.
Adapun wilayah adat Animha yang terdiri atas Kabupaten Merauke, Kabupaten Bovendigul, Kabupaten Mapi, Kabupaten Asmat. Di empat kabupaten tersebut akan dikembangkan lumbung pangan nasional karena daerahnya yang datar.
Lanjutnya, wilayah adat Lapago dan Mepago, terdapat 14 kabupaten yang memiliki potensi besar di bidang pertanian, terutama untuk komoditas tertentu seperti buah merah dan kopi, sedangkan wilayah adat Doberai dan Bomberay di Papua Barat memiliki potensi pertanian, tambang dan perikanan.
Disamping itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil mengatakan bahwa strategi pembangunan di tujuh kluster sesuai dengan pola yang diterapkan semasa Papua masih di bawah pemerintahan Belanda.
Yang meliputi pembangunan pada sektor pendidikan, kesehatan, pemberdayaan kemampuan ekonomi masyarakat dan pembinaan birokrasi dengan ekonomi berbasis lokal yang disesuaikan karakteristik di tiap wilayah adat, ungkap Sofyan, Kamis (16/6).
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela









