
(Vibizmedia – Nasional) Presiden Joko Widodo mendorong pengolahan laut di sepanjang pantai terutama yang berbatasan dengan Selat Malaka, Batam, Medan dan Sumatera Utara sebagai percepatan implementasi poros maritim.
Sebagai sebuah negara yang dua pertiga wilayahnya adalah laut, posisi strategis Indonesia yang terletak berbatasan di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, mendorong pemerintah agar poros maritim dan implementasinya berjalan dalam dua tahun ini.
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa dengan memiliki lokasi geostrategis ini, pemerintah memanfaatkan dengan membangun pengembangan pelabuhan yang ada didukung dengan pengembangan infrastruktur, konektivitas antar pulau, konektivitas maritim dengan membangun tol laut.
Pembangunan pengolahan laut di sepanjang pantai yang berbatasan dengan Selat Malaka, Batam, Medan dan Sumut tersebut berkaitan dengan sea port, deep seaport, logistik, industri perkapalan dan pengolahan ikan ini akan dikembangkan menjadi pelabuhan kelas dunia, ungkap Presiden, Sabtu (20/8) lalu saat rapat terbatas di Parapat, Sumatera Utara.
Dengan dasar kekayaan laut harus dapat memberikan kesejahteraan rakyat, harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, semua aktivitas laut yang mencakup banyak sektor yaitu perhubungan laut, maritim, industri perikanan, wisata bahari, energi sumber daya mineral yang berkaitan dengan kekayaan sumber laut dan pariwisata kelautan.
Selain itu, ditekankan juga pentingnya membangun kemampuan diplomasi maritim dan kekuatan di laut dalam rangka menghadapi ancaman di laut, bukan hanya ilegal fishing tetapi juga perusakan ekosistem laut. Presiden sampaikan bahwa masalah yang terjadi pada perairan Indonesia, laut sering digunakan untuk penyelundupan narkoba, perdagangan manusia, lintas imigran gelap dan konflik perebutan sumber daya.
Disamping itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) juga memberikan dukungan agar akses jalan ke pelabuhan dapat terhubung. Berdasarkan catatan Kementerian PUPR ada sebanyak 165 pelabuhan yang sudah terhubung dengan jalan nasional.
Dari jumlah tersebut, 5 diantaranya merupakan pelabuhan hub sebagai pintu ekspor dan perdagangan antar wilayah, 40 pelabuhan utama dan 122 pelabuhan pengumpul. Sebagai dukungan konektivitas dan menjadi prioritas, Kementerian PUPR juga menyiapkan jalan kepada 3 pelabuhan hub baru.
Yang terdiri dari Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai hub tol laut untuk Indonesia bagian Barat, Pelabuhan Patimban Subang yang disiapkan untuk mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Bitung yang disiapkan untuk hub internasional laut.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela