Keseriusan Pemerintah Kurangi Titik Api di Indonesia

0
786
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. FOTO : VIBIZMEDIA.COM/RULLY

(Vibizmedia – Nasional) Negara tidak tinggal diam dan terus bekerja untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang saat ini mulai melanda sejumlah daerah di tanah air.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan bahwa diri memastikan bahwa dengan segala kekuatan, pemerintah terus berupaya menangani kebakaran hutan dan lahan seperti tahun lalu agar tidak terulang kembali.

Siti sampaikan bahwa dirinya memantau asap cukup pekat yang saat ini menghampiri warga Duri, Dumai dan beberapa daerah di Riau, Pekanbaru, pagi tadi asap kembali terlihat meski ISPU terpantau masih dalam status baik, ungkapnya, Senin (29/8).

Untuk memaksimalkan upaya pengendalian karhutla, Menteri LHK dan Pemerintah Provinsi telah menetapkan status siaga darurat penanggulangan bencana asap akibat karhutla, seperti di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Jambi dan Kalimantan Selatan.

Bersama dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) dirinya telah berada di Riau, untuk mengupayakan pemadaman dengan menambahkan dua helikopter dan peralatan serta dukungan dari personil TNI/Polri.

Selain itu, patroli terpadu sebagai upaya mensinergikan para pihak dalam pencegahan karhutla sampai pada tahap tapak (masyarakat). Patroli Terpadu melibatkan unsur Manggala Agni, Polhut, TNI, POLRI, pers, LSM dan aparat desa/tokoh masyarakat.  

Pelaksanaan patroli ini, Siti ungkapkan berbasis komando bertingkat dengan operasional Posko Desa, Posko Daops, Posko tingkat Provinsi (Balai Besar/Balai KSDA/TN), dan Posko Nasional di Kementerian LHK.

Saat ini, jumlah hotspot atau titik api secara nasional berkurang hingga 70-90%, tetapi kewaspadaan terus ditingkatkan seiring dengan mulai masuknya musim kering yang merupakan musim krusial kebakaran hutan dan lahan.

Berdasarkan jumlah hotspot tahun 2016 dibanding tahun 2015 (Periode 1 Januari-28 Agustus) dari pantauan satelit NOAA18/19 mengalami penurunan dari 8.247 titik tahun lalu, menjadi 2.356 titik pada tahun ini atau lebih dari 74,64%.

Penurunan terbesar terjadi di Provinsi Riau dan Kalimantan Tengah (Kalteng). Di Riau, pada periode yang sama tahun 2015 terdapat 1.292 titik api, sementara tahun ini turun jadi 317 titik, sedangkan di Kalteng, dari 1.137 titik api tahun lalu, turun menjadi 56 titik api pada tahun ini.

Dengan kebersamaan dan keseriusan semua pihak mengambil tanggung jawabnya, serta penuh kejujuran untuk melihat kondisi yang ada, maka masalah ekologis yang sudah menahun ini pasti bisa diatasi, ungkap Siti.

Journalist : Rully
Editor      : Mark Sinambela

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here