(Vibizmedia – Nasional) Terminal Petikemas Kalibaru yang telah dioperasikan secara komersial pada tanggal 18 Agustus 2016 lalu, dibangun untuk mengantisipasi pertumbuhan arus petikemas dan kargo Pelabuhan Tanjung Priok.
Terminal yang dioperasikan secara Joint Venture Company antara Indonesia Port Corporation (IPC) Terminal Petikemas dan Konsorsium Mitsui – PSA – NYK Line tersebut menjadi PT New Priok Contrainer Terminal One (NPCT 1).
Dengan adanya Terminal Petikemas Kalibaru ini, kapasitas terminal di Tanjung Priok bertambah sebesar 1,5 juta TEUs per tahun. Sedangkan kapasitas penanganan petikemas Pelabuhan Tanjung Priok yang semula berkisar 5 juta TEUs per tahun pada tahun 2009-2010. Dengan adanya konfigurasi terminal dalam jangka pendek dan penambahan peralatan serta penataan pola operasi menjadi 7 juta TEUs per tahun.
Sedangkan dalam jangka panjang, kapasitas total Pelabuhan Tanjung Priok akan bertambah sebesar 11,5 juta TEUs per tahun setelah keseluruhan terminal Kalibaru selesai.
Dengan telah beroperasinya Terminal Petikemas Kalibaru secara komersial yang juga didukung oleh kesiapan operasional terminal petikemas baik dari sisi infrastruktur, suprastruktur maupun sistem informasi di sisi dermaga, lapangan dan gate serta sinkronisasi proses pelayanan antara terminal dengan instansi-instansi pemerintah seperti Bea Cukai, Imigrasi dan Karantina juga dengan para pelaku usaha logistik dan pemilik barang.
Terminal Petikemas Kalibaru berada pada lahan seluas kurang lebih 32 hektar dan total panjang dermaga 450 meter saat ini, akan bertambah sampai akhir tahun 2016 menjadi 850 meter dan kedalaman -14 meter LWS dan bertahap akan dikeruk menjadi -20 meter LWS, memiliki kapasitas sebesar 1,5 juta TEUs per tahun.
Terminal baru ini, diproyeksikan dapat melayani kapal petikemas dengan kapasitas mencapai 13 ribu – 15 ribu TEUs dengan bobot di atas 150 ribu DWT. Dengan adanya terminal baru tersebut diharapkan dapat mendorong kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor pelabuhan dan ekonomi sekaligus memperkuat jati diri Indonesia sebagai negara maritim.
Selain itu, sebagai upaya perbaikan konektivitas Indonesia termasuk dwelling time, terus dilakukan berbagai inisiatif dan usaha pembenahan logistik maritim nasional, perbaikan mekanisme koordinasi antara operator pelabuhan dengan semua instansi terkait.
Direktur Utama IPC Elvyn G. Masassya mengatakan bahwa dengan adanya inisiasi dari Kementerian Perhubungan menciptakan program Inaportnet untuk mempercepat proses administrasi pelayanan kapal secara online antara otoritas pelabuhan dan syahbandar dengan operator pelabuhan guna melayani para pengguna.
Program yang merupakan bagian dari program Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan integrated billing system atau single billing untuk mengintegrasikan sistem pelayanan jasa kepelabuhan di seluruh Pelindo I – IV untuk pengguna jasa secara online sehingga mendapat sistem pelayanan yang terpadu dan efisien guna menekan biaya logistik.
Selain itu, terminal baru tersebut diharapkan dapat memperkuat rantai logistik Indonesia dan dunia serta mampu memperkuat daya saing dan perdagangan Indonesia di kancah dunia, ungkap Elvyn, Selasa (13/9).
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela