Pemerintah Terus Genjot Pembangunan Jalan Nasional dan Tol Trans Jawa

0
1184
Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa. FOTO : SETPRES/CAHYO

(Vibizmedia – Nasional) Untuk pemerataan ekonomi dan wilayah di wilayah Selatan dan Utara Jawa, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggenjot penyelesaian pembangunan dan perbaikan jalan nasional dan jalan tol Trans Jawa.

Sebagai fokus pembangunan, Kementerian PUPR mengembangkan infrastruktur menuju wilayah strategis seperti di Yogyakarta, kawasan strategis Borobudur untuk dibangun bandara Kulon Progo dan untuk mendukung bandara tersebut dibangun jalan pantai selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I) dan di pantai selatan Jawa di D.I Yogyakarta yang akan selesai pada 2017 dan 2018 mendatang.

Direktur Pembangunan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Achmad Gani Ghazaly mengatakan prioritas pembangunan jalan di Pantai Selatan Jawa selain untuk pengembangan wilayah juga untuk penambahan jalur ekonomi di pulau Jawa.

Achmad sampaikan bahwa selama ini Selatan selalu mengalami ketinggalan terus tetapi sekarang menjadi prioritas, karena kedepannya jalan pantai utara akan jenuh walaupun ada tol dan jalan nasional pantura, tetapi jikalau jalur selatan sudah nyambung dan bagus, manfaatnya adalah pembangunan wilayah selatan bisa lebih cepat dan jalur ekonominya bisa terpecah pada jalan nasional pantura, jalan tol dan selatan, ungkapnya, Senin (26/9).

Dari total jalan pansela 1.604 kilometer dari Simpang Labuan Provinsi Banten sampai Banyuwangi provinsi Jawa Timur, terdapat 455 kilometer jalan yang belum tersambung dengan rincian di Jawa Tengah dari 216 kilometer belum tersambung sepanjang 103 kilometer, D.I Yogyakarta dari 121,7 kilometer belum tersambung 56 kilometer dan Jawa timur dari 673,79 kilometer belum tersambung 296 kilometer.

Sedangkan jalan pansela di Provinsi Banten sepanjang 125 km dan Jawa Barat sepanjang 417 km, telah tersambung seluruhnya. Sumber dana yang digunakan untuk Pansela Jawa berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 650 miliar.

Anggaran tersebut akan digunakan untuk pemeliharaan jalan di Banten dan Jawa Barat serta pembangunan 8,5 kilometer jalan baru di Jawa Tengah, 7 kilometer di D.I Yogyakarta dan 29,5 kilometer di Jawa Timur.

Selain itu, dana juga berasal dari pinjaman Islamic Development Bank (IDB) untuk tahun anggaran 2017 sebesar Rp 2,96 triliun yang saat ini masih dalam proses yang akan digunakan untuk membangun jalan baru sepanjang 158 kilometer yang terdiri dari D.I Yogyakarta sepanjang 12,25 kilometer, 15 kilometer di Jawa Tengah dan 136,6 kilometer di Jawa Timur.

Achmad sampaikan bahwa pembangunan jalan Pansela sangat tergantung dari kesiapan lahan. Pembebasan lahan tersebut merupakan kewajiban pemerintah pusat yang seharusnya dari APBN, tetapi untuk pelaksanaan bisa lebih cepat kalau dikerjakan oleh pemerintah daerah.

Sampai saat ini, luas lahan yang belum bebas di Jateng sepanjang 28,72 kilometer atau setara dengan 71,8 hektar, D.I Yogyakarta seluas 107,83 hektar atau setara 43,13 kilometer dan Jawa Timur seluas 308,85 hektar atau setara 123,54 kilometer, ungkap Achmad.

Journalist : Rully
Editor      : Mark Sinambela

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here