Pesan Presiden Kepada Para CEO Tanah Air “Tetap Optimis”

0
804
Presiden Joko Widodo menjadi keynote speech pada 100 CEO Forum di JCC, pemerintah mendorong pelaku usaha dan masyarakat tetap optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. FOTO : VIBIZMEDIA.COM/RULLY

(Vibizmedia – Nasional) Dihadapan para Chief Executive Officer (CEO), Presiden Joko Widodo berpesan agar tetap optimis dalam situasi sesulit apapun, khususnya terhadap perekonomian di Indonesia.

Presiden sampaikan bahwa dirinya hanya ingin menyampaikan satu kata, yaitu optimisme. Jangan sampai kita kehilangan satu kata yang tadi saya sampaikan meskipun faktor-faktor eksternal tidak mendukung ke arah sana, ungkapnya pada Kompas 100 CEO Forum di Jakarta Convention Center, Kamis (24/11).

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa modal besar yang harus dimiliki bangsa Indonesia adalah optimisme untuk menghadapi segala tantangan. Sesulit apapun situasi yang dihadapi, pasti ada peluang yang dapat dimanfaatkan.

Jangan kita membesar-besarkan sesuatu yang menyebabkan kita pesimis. Entah pengamat, entah ekonomi, entah media, tegasnya.

Bukan tanpa sebab dirinya menyerukan rasa optimisme ini. Di tengah kelesuan ekonomi global, Indonesia masih mampu memperoleh sejumlah capaian positif. Pertama ialah pencapaian di bidang kebijakan pengampunan pajak.

Tax amnesty kita sudah menjadi program tax amnesty yang paling sukses, datanya ada,  jelasnya. Selain itu, Presiden mengatakan kebijakan pengampunan pajak periode pertama yang telah selesai pada beberapa waktu lalu kini akan dilanjutkan pada periode kedua.

Untuk periode kedua sendiri, presiden memandang masih terdapat sejumlah potensi bagi penerimaan negara dari pelaksanaan kebijakan tersebut. Pada bulan November ini, dirinya akan kembali memulai untuk melakukan sosialisasi periode kedua, sebab dirinya optimis bahwa pada repatriasi masih terdapat peluang yang sangat besar.

Capaian berikutnya yang disinggung presiden ialah mengenai cadangan devisa Bank Indonesia. Sebagaimana diketahui, negara memerlukan devisa untuk melakukan transaksi pembayaran dengan luar negeri. Dengan kata lain, cadangan devisa adalah kekayaan suatu negara yang diperoleh dari perdagangan dengan luar negeri. Bank Indonesia, sebagai bank sentral di Indonesia, tahun ini berhasil meningkatkan cadangan devisanya.

Berdasarkan data yang diperolehnya, terdapat lonjakan mencapai USD 100 jutadi awal tahun, sekarang sudah menjadi USD 115 juta. Ini sebuah lonjakan yang cukup tajam dan antara lain berkat arus uang masuk karena tax amnesty, ungkapnya.

Selain itu, terdapat potensi pada transaksi perdagangan antar negara. Sekalipun, saat ini permintaan mengalami tren penurunan, tetapi dirinya melihat adanya peluang yang dapat dimanfaatkan. Peluang tersebut di antaranya ialah dengan menyasar pada pasar-pasar baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan untuk dijajaki oleh Indonesia.

Sumber lainnya terdapat pada banyaknya negara-negara yang bisa dijadikan tujuan utama bagi ekspor kita yang berpuluh-puluh tahun tidak pernah kita lirik. Terutama negara-negara yang memiliki penduduk lebih dari 78 juta. Justru produk-produk yang bisa masuk ke sana adalah produk-produk UMKM kita, jelasnya.

Selama ini, Indonesia hanya berfokus untuk menjajaki pasar-pasar “tradisional” seperti Eropa, Amerika, dan juga Tiongkok. Padahal sejumlah negara lain seperti India, Sri Langka, dan Bangladesh merupakan pasar potensial yang dapat dituju oleh Indonesia.

Semakin banyak negara tujuan pasar yang bisa di buka, berarti kita tidak menempatkan telur dalam keranjang-keranjang tertentu saja. Makin banyak negara yang kita garap, akan semakin aman ekonomi kita, terangnya.

Selain itu, dirinya juga menyampaikan capaian-capaian tersebut di atas, Presiden Joko Widodo juga sempat menyinggung capaian lainnya seperti pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan jadwalnya, jumlah investasi yang melampaui target, hingga soal penurunan harga gas industri.

Meski Indonesia mampu meraih sejumlah capaian positif di saat lesunya ekonomi dunia, tak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat beberapa hal yang harus dibenahi. Bidang pariwisata misalnya, Indonesia memiliki kekuatan besar yang seharusnya dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Namun faktanya, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia masih tertinggal dibanding dengan negara-negara tetangga.

Ini tidak pernah kita kemas dengan baik, tidak pernah ditarik positioning-nya di mana, tidak pernah jelas diferensiasinya seperti apa, tidak pernah kita mem-brand setiap lokasi-lokasi itu seperti apa, terangnya.

Presiden sampaikan bahwa dirinya telah menginstruksikan kepada kementerian terkait untuk segera membenahi hal-hal tersebut. Promosi pun disebutnya juga sedang digalakkan secara besar-besaran.

Presiden menginstruksikan Menteri Pariwisata untuk meningkatkan anggaran marketing 4 sampai 5 kali lipat dari anggaran sebelumnya, sebab persoalan pemasaran adalah kunci utama dari sebuah perjalanan wisata ialah pengalaman yang didapatkan para wisatawan. Untuk itu, hal-hal detail sekecil apapun diminta presiden untuk benar-benar diperhatikan para jajarannya.

Journalist : Rully
Editor      : Mark Sinambela

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here