
(Vibizmedia – Nasional) Presiden Joko Widodo mendorong Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk selain mengajarkan ilmu pengetahuan juga menanamkan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia berupa nilai-nilai etika, kejujuran, kedisiplinan, optimisme dan kerja keras agar dapat disuntikan kepada anak-anak didik di tanah air.
Nilai-nilai Indonesia yang sudah tertanam sejak lama pada bangsa Indonesia, seperti etika berbicara, etika menghormati guru, etika menghormati orang tua, etika menghormati senior harus sejak dini diajarkan di sekolah, sejak pendidikan usia dini di Pendidikan anak usia dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Karena di sinilah sebetulnya kita memiliki kekurangan yang harus kita perbaiki, ungkap Presiden, Minggu (28/11 dalam Puncak Peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun ke-71 PGRI tahun 2016 di Auditorium Sentul Internasional Convention Center (SICC), Sentul City, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Diprediksikan pada tahun 2030 sampai dengan 2040 mendatang, Indonesia memiliki bonus demografi berupa sumber daya manusia usia produktif yang akan menjadi kekuatan dan modal negara untuk berkompetisi dengan negara lain.
Untuk itu, pentingnya peranan para guru untuk menyuntikkan nilai-nilai tersebut, agar Indonesia juga dapat tinggal landas pada tahun emas tersebut. Kita bisa meraih atau tidak bisa meraih, kita bisa tinggal landas atau tidak bisa tinggal landas, guru memiliki peran sentral tersebut, ungkap Presiden Jokowi.
Disamping itu, mengenai keterbukaan informasi dimana masyarakat dengan mudah menerima berbagai informasi, baik melalui media cetak, media elektronik, media onlie dan juga media sosial adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan saat-saat ini.
Presiden Jokowi menekankan agar keterbukaan informasi jangan sampai melunturkan nilai-nilai ke-Indonesia-an. Melihat apa yang terjadi di media sosia dalam sebulan terakhir ini yang dipenuhi oleh saling menghujat, saling menjelekkan, saling memaki, hingga adu domba.
Inilah yang menjadi tugas para guru untuk memberitahu pada anak didik kita, karena nilai-nilai ke-Indonesia-an kita bukan itu. Hati-hati, ini bisa infiltrasi asing masuk ke negara kita dengan cara-cara melemahkan seperti itu, memecah belah seperti itu, ungkap Presiden.
Keberagaman yang berkaitan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Hal ini perlu disampaikan para guru kepada anak didiknya agar mereka memahami betapa beragamnya Negara Indonesia.
Negara yang memiliki 17.000 pulau, 516 kabupaten/kota, 34 provinsi, 700 suku dan 1.100 bahasa lokal. Betapa kita ini sangat beragam, ungkap Presiden Joko Widodo.
Keberagaman tersebut disaksikan sendiri oleh presiden saat dirinya mengunjungi wilayah Indonesia yang berada di paling ujung, baik ujung barat yakni kota Sabang di Aceh dan ujung timur Kabupaten Merauke hingga wilayah paling utara yaitu Pulau Miangas.
Presiden sampaikan bahwa kita semua ini adalah saudara, NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Agar bangsa kita tetap satu NKRI dalam keadaan dan situasi apapun, ungkapnya dihadapan sekitar 16.500 guru yang berasal dari berbagai organisasi guru, seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU), Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Ikatan Guru Indonesia, Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi), Forum Guru Muhammadiyah, Persatuan Guru Sejahtera dan JSIT Indonesia, Ikatan Guru Madrasah, Ikatan Guru Raudlatul Athfal, Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia, Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia dan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling Nasional (MGBK Nasional).
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela








