(Vibizmedia – Nasional) Dalam kunjungannya hari kedua, Selasa (13/12) di India, Presiden Joko Widodo bertemu dengan 20 CEO India dan 5 CEO Indonesia sebagai upaya menjaga kesinambungan keterlibatan para investor yang sudah berinvestasi dan bekerjasama dengan Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden juga mencari peluang-peluang baru baik di bidang perdagangan maupun investasi. Ditambah juga penjajakan diversifikasi perdagangan yang telah dilakukan oleh Menteri Perdagangan melalui pertemuan dengan para eksportir dan importir India.
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Marsudi sampaikan India merupakan partner terbesar dagang Indonesia di Asia Selatan dan juga menjadi partner keempat terbesar dari sisi perdagangan dengan dunia internasional, ungkapnya Senin (12/12).
Berdasarkan perdagangan antara Indonesia dengan India, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia terhadap India dari Januari sampai dengan Oktober tahun 2016 mengalami surplus USD 5,7 miliar yang di peroleh dari produk ekspor Indonesia ke India yang didominasi oleh minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan batu bara.
Untuk itu, agar meningkatkan perdagangan kedepannya, pemerintah ingin melakukan diversifikasi jenis mata dagangan dengan India seperti di bidang furniture, juga diversifikasi jenis mata dagangan lainnya yaitu gambir dan pinang, ungkap Menteri Luar Negeri Retno.
Tanaman gambir atau bahasa latinnya Uncaria gambier Roxb memang kurang populer dikenal masyarakat sebagai komoditi unggulan Indonesia. Memang dari sisi perolehan nilai ekspor, komoditi gambir sangat jauh dibandingkan komoditi primadona seperti halnya kelapa sawit dan karet.
Padahal tanpa disadari, komoditi Indonesia yang satu ini memegang peran penting di dunia. Tepatnya, khusus komoditi gambir, Indonesia tercatat sebagai eksportir terbesar di dunia.
India merupakan negara pengimpor terbesar untuk gambir dan pinang selain Pakistan dan Thailand. Gambir yang berasal dari Sumatera Barat dan Pinang yang berasal dari Sumatra Utara ini, di India, dikonsumsi langsung seperti memakan sirih sedangkan di negara lain dijadikan sebagai bahan baku kosmetik dan obat-obatan tradisional.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela
