Atasi Maraknya Kejahatan Dunia Maya, Kebutuhan SDM Keamanan Siber Indonesia Mencapai 1,5 Juta Orang

0
814
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara Sedang Berdiskusi Dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara. FOTO : VIBIZMEDIA.COM/RULLY

(Vibizmedia – Nasional) Maraknya jenis kejahatan dunia maya di tanah air, pemerintah melihat bahwa permasalahan utama dalam mengatasi ancaman di dunia siber Indonesia adalah kurangnya sumber daya manusia.

Berdasarkan data Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure ( ID-SIRTII) serangan dunia siber di Indonesia tahun 2015 mencapai 28 juta serangan. Saat ini menjadi permasalahan adalah di Indonesia orang yang memiliki kompetensi untuk itu boleh dikatakan ada, tapi ya orangnya itu-itu lagi, ungkap Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Rudiantara, Senin (30/1).

Rudiantara sampaikan karenanya Indonesia butuh sumber daya manusia (SDM) sebanyak-banyaknya yang memiliki kualitas, kapasitas, dan kemampuan di bidang cyber security, ungkapnya.

Sejauh ini, kesadaran masyarakat Indonesia soal keamanan cyber masih rendah. Hal ini mendorong Kementerian Kominfo menggalang program Born To Control untuk menjaring sebanyak 10.000 kandidat pengaman cyber security Indonesia.

Program tersebut bukan untuk mengontrol dunia maya tapi memperkuat Indonesia atas serangan cyber. Dirinya menekankan bahwa Kominfo tidak mengontrol apa-apa, hanya meningkatkan SDM untuk menghadapi cyber threats, jelas Rudiantara.

Program ini akan dilakukan di 10 kota yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Malang, Bali, Samarinda, Makassar dan Manado. Untuk mengajak masyarakat luas, khususnya para generasi muda, berumur 17 tahun keatas yang berpendidikan menengah atas, hingga perguruan tinggi untuk mengikuti ajang ini.

Disisi lain, Chairman Program Born to Control Eva Noor mengatakan di negara maju – seperti Amerika Serikat dan Kanada – membutuhkan SDM di bidang keamanan cyber sekitar 15 juta orang. Sementara Indonesia setidaknya membutuhkan 10% dari jumlah tersebut atau sekitar 1,5 juta.

Namun angka tersebut masih sulit dipenuhi lantaran jumlah lulusan teknologi informasi (TI) masih minim. Data dari Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM) tercatat jumlah lulusan TI baru mencapai 400 ribu orang. Itu pun tidak semua terjun ke bidang keamanan cyber, idealnya 30% untuk cyber security, ungkap Eva.

Journalist : Rully
Editor      : Mark Sinambela

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here