(Vibizmedia – Nasional) Hari ini, Jumat (10/2) telah dilakukan penandatangan kontrak pengerjaan proyek pembangunan moda transportasi Light Rapid Transit (LRT) antara Adhi Karya dengan Kementerian Perhubungan.
Proyek dengan skema pembiayaan proyek senilai Rp 23,3 triliun ini belum diputuskan, sekalipun kontraknya telah ditandatangani. Sejauh ini, Adhi Karya telah menalangi biaya proyek terlebih dahulu dikarenakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak sanggup membiayai keseluruhan nilai proyek.
Proyek yang berlokasi di Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi ini, nilai proyek yang telah ditalangi Adhi Karya mencapai Rp 2 triliun yang berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) pada tahun 2015 sebesar Rp 2,4 triliun dan sisanya berasal dari kas internal perusahaan.
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan bahwa tahun 2017 ini, pihaknya menalangi proyek kembali senilai Rp 7 triliun, untuk mengejar target progres pembangunan sebesar 40%. Adapun progres pembangunan LRT Jabodebek tahap pertama ini sekitar 13%.
Budi sampaikan bahwa pihaknya telah siap untuk mendanai sebesar Rp 7 T agar tahun ini 40 target selesai, terangnya Jumat (10/2). Sumber pendanaan tersebut berasal dari obligasi dan pinjaman perbankan yang akan dilakukan secara bertahap. Proses obligasi masih dalam tahap pemilihan beauty contest untuk penjamin emisi atau underwritter.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela









