Penegakan Hukum Yang Tegas, Langkah Pemerintah Hadapi Penyimpangan Praktik Demokrasi

0
691
Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan pada pengukuhan Dewan Pengurus Pusat Partai Hati Nurani Rakyat periode tahun 2016-2020 di Sentul Internasional Convention Center, Bogor. FOTO : VIBIZMEDIA.COM/RULLY

(Vibizmedia – Nasional) Ditengah-tengah situasi yang menjadi sedikit dan menimbulkan pertanyaan sejumlah pihak mengenai rasa persatuan bangsa pada masyarakat Indonesia. Presiden Joko Widodo menjawab bahwa bangsa Indonesia sampai dengan saat ini masih bersatu.

Dalam sambutannya pada pengukuhan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) periode tahun 2016-2020 di Sentul Internasional Convention Center, Bogor, Rabu (22/2). Presiden Joko Widodo sampaikan dengan tegas bahwa kondisi bangsa Indonesia saat ini masih bersatu.

Sampai dengan saat ini, masih banyak kondisi yang harus diperbaiki dan dibenahi oleh seluruh pihak, yang terutama adalah dalam memahami perbedaan keanekaragaman yang dimiliki bangsa.

Pentingnya bagi seluruh rakyat untuk mengetahui konsep nilai-nilai kebangsaan, sekalipun Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat beragam dan sangat majemuk. Tetapi inilah yang menjadi jati diri, identitas, sekaligus entitas sebagai bangsa Indonesia yang menyatu dalam masyarakat dan menjadi simbol keharmonisan dari rakyat, terang Presiden Jokowi.

Justru keanekaragaman bangsa Indonesia menjadi kekuatan pemersatu bangsa. Inilah anugerah yang diberikan Tuhan kepada bangsa Indonesia. Untuk itulah, Presiden sampaikan bangsa Indonesia harus menjaga apa yang sudah menjadi anugerah tersebut.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Indonesia adalah negara yang menganut paham demokrasi. Dengan demokrasi tersebut, negara menjamin partisipasi masyarakat dalam menjalankan pemerintahan dan kehidupan berpolitik dengan bebas namun tetap dalam koridor hukum dan undang-undang.

Kondisi saat ini, muncul pula pertanyaan-pertanyaan mengenai apakah demokrasi kita ini sudah terlalu bebas. Presiden sampaikan bahwa demokrasi kita sudah kebablasan, ungkapnya. Praktik demokrasi politik yang dijalankan saat ini membuka peluang terjadinya artikulasi politik yang ekstrem seperti radikalisme, fundamentalisme, liberalisme, sektarianisme, terorisme, serta ajaran yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.

Perlu dihindari bahwa penyimpangan praktik demokrasi itu mengambil bentuk nyata seperti politisasi SARA. Banyaknya berita bohong, fitnah dan ujaran kebencian dapat menjurus kepada perpecahan bangsa Indonesia.

Presiden yakin bahwa ujian ini akan menjadikan bangsa Indonesia semakin dewasa, matang, tahan uji, dan bukan malah melemahkan. Namun, perlu upaya ekstra untuk menangani hal tersebut agar tidak menjadi semakin buruk. Kuncinya ialah penegakan hukum yang tegas, terang Presiden.

Journalist : Rully
Editor      : Mark Sinambela
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here