(Vibizmedia – Nasional) Pemerintah akan memfungsikan ruas Tol Palembang – Indralaya (Palindra) Seksi I ruas Palembang-Pemulutan yang merupakan salah satu bagian ruas Tol Trans Sumatera pada saat arus mudik lebaran tahun 2017 ini.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan fungsional pada ruas Palembang – Pemulutan untuk dilalui pemudik dan belum dikenakan tarif tol atau gratis.
Tol Palindra sendiri memiliki panjang 22 kilometer dan pada saat lebaran mendatang, ruas tol yang akan difungsionalkan sepanjang 12 kilometer dari Palembang. Sedangkan pada November 2017 ditargetkan sudah beroperasi seluruhnya sampai ke Indralaya, ungkap Menteri Basuki, Rabu (24/5).
Pembangunan Jalan Tol Palindra hingga kini terus dikebut, salah satunya ditargetkan untuk mendukung pelaksanaan Asian Games 2018. Disamping itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Tol Palindra tidak hanya sebagai infrastruktur pendukung Asian Games, namun juga memajukan ekonomi masyarakat.
Sri Mulyani sampaikan bahwa Jalan Tol Palindra merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera dari Lampung hingga Aceh yang berada di sisi timur Pulau Sumatera sepanjang 2.800 kilometer.
Jalan tol ini memiliki tiga sirip untuk menghubungkan pusat kegiatan di sisi Barat dan Timur Pulau Sumatera, yakni Palembang – Bengkulu (dimana salah satunya adalah ruas Tol Palindra), Pekanbaru – Padang dan Medan – Parapat – Sibolga.
Berdasarkan penjelasan Direktur Utama PT Hutama Karya Gusti Ngurah Putra bahwa dana yang dibutuhkan untuk delapan ruas tol trans Sumatera yang dibangun pemerintah melalui penugasan kepada PT. Hutama Karya sebesar Rp 83 triliun.
Dari jumlah tersebut, dana yang berasal dari ekuitas perusahaan sekitar Rp 50 triliun, sementara sisanya akan dipenuhi dari pinjaman.
Pembangunan Jalan Tol Palindra terdiri dari tiga seksi, yaitu seksi I ruas Palembang – Pemulutan, seksi II Pemulutan – KTM dan seksi III KTM – Simpang Indralaya, telah dimulai sejak tahun 2015 dan saat ini progres konstruksi secara keseluruhan telah mencapai 50,61%. PT. Hutama Karya (Persero) menjadi kontraktor pelaksana dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,63 triliun.
Pembangunan Tol Palindra ini, membutuhkan teknik konstruksi khusus karena lahan pembangunannya didominasi oleh daerah rawa bergambut. Guna mempercepat proses pembangunan jalan tol tersebut, diterapkan teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM) untuk mengurangi kadar air dan kadar udara dalam tanah, terang Basuki.
Terkait penggunaan sistem VCM sendiri, pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu 4 bulan lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional yaitu sistem drainase vertical melalui Perforated Vertical Drain (PVD) yang memakan waktu satu tahun.
Kelebihan lainnya adalah tidak dibutuhkannya material tanah sebagai beban sementara. Selain itu, penggunaan sumber daya yang minim seperti penggunaan alat berat. Konsolidasi/ penurunan tanah juga bersifat isotropic sehingga resiko ketidakstabilan lereng dapat dikurangi.
Selain Jalan Tol Palindra Seksi I, Menteri Basuki juga mengungkapkan, sejumlah ruas jalan tol Trans Sumatera yang akan fungsional pada Lebaran Juni 2017 adalah Jalan Tol Medan–Binjai Seksi 2 Helvetia–Semayang sepanjang 6,18 kilometer dan Seksi 3 Semayang–Binjai sepanjang 4,28 kilometer dan Bakauheni-Terbanggi Besar Paket 2 (Sidomulyo-Kotabaru) Segmen Lematang-Kotabaru sepanjang 5,025 kilometer.
Sementara itu, untuk ruas Tol Trans Sumatera lainnya yang akan selesai pembangunannya pada 2017 ini diantaranya, ruas Palembang-Indralaya 22 kilometer, Bakauheni Terbanggi Besar Paket 1 (Bakauheni-Sidomulyo) Segmen Pelabuhan Bakauheni-Bakauheni sepanjang 8,90 kilometer dan Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,7 kilometer.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela