
(Vibizmedia-Nasional) Setelah beberapa kali melakukan percobaan sebelumnya, untuk pertama kalinya pendaratan perdana (historical landing) pesawat Kepresidenan Indonesia-1, resmi mendarat di Bandar Udara (Bandara) Internasional Kertajati, di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Bandara Kertajati tersebut dibangun di atas lahan seluas 1.800 hektare tersebut. Kedatangan Presiden di Kabupaten Majalengka, Kamis (24/5) ini disambut dengan seremoni water salute.
Presiden Jokowi sampaikan bahwa kehadiran bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta di sekitar area berkembang Jawa Barat itu diharapkan akan mendukung mobilitas masyarakat di Jawa Barat dan memberikan dampak perekonomian yang baik bagi daerah di sekitarnya.
Kita berharap Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, ini nantinya betul-betul menjadi sebuah bandara yang bisa memberikan pelayanan kepada seluruh warga Jawa Barat dan tentu saja seluruh masyarakat Indonesia yang ingin ke Jawa Barat. Selain itu, kita juga berharap ini ada dampak ekonomi baik di Kabupaten Majalengka maupun di Provinsi Jawa Barat secara keseluruhan, terangnya.
Pemerintah menginginkan bandara ini dapat diintegrasikan dengan Pelabuhan Patimban yang berjarak kurang lebih 40 kilometer. Integrasi itu dapat mendukung peningkatan perekonomian di Jawa Barat dengan memberikan kemudahan akses dan pelayanan bagi para investor yang masuk.
Pembangunan Bandara Kertajati ini merupakan sebuah uji coba yang berhasil, kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi Jawa Barat, dan perusahaan swasta. Menurut Presiden, model-model bisnis seperti ini yang perlu dikembangkan di daerah lain sehingga percepatan pembangunan betul-betul bisa segera dirasakan masyarakat, jelas Presiden.
Sebelumnya, saat meninjau proyek pembangunan bandara ini pada 17 April 2018 yang lalu, Presiden menargetkan untuk dilakukan uji coba penerbangan pada bulan Mei 2018, tepatnya tanggal 24 Mei. Hari ini, Presiden Joko Widodo tidak hanya memenuhi targetnya itu, tetapi juga langsung berperan dalam melakukan pendaratan perdana.
Journalist: Rully
Editor: Mark Sinambela