Pertengahan Juli 2018 Ini, LRT Sumsel Sudah Beroperasi

0
567
(Vibizmedia-Nasional) Pertengahan Juli 2018 mendatang, Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan akan selesai dan dioperasikan oleh pemerintah untuk mendukung Asian Games.
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sampaikan bahwa LRT tersebut rencana akan digunakan untuk mendukung perhelatan akbar Asian Games 2018. 
Untuk itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri  ungkapkan bahwa pihaknya memastikan tingkat keamanan dan keselamatan dalam pengoperasiannya nantinya, Minggu (24/6).
Kemenhub telah melakukan serangkaian pengujian sarana dan prasarana LRT pada bulan Mei 2018 dan uji coba dinamis telah dilakukan pada Kamis (21/6) dari stasiun Jakabaring menuju stasiun Palembang Icon, terang Zulfikri.
Pembangunan LRT Sumatra Selatan merupakan amanah dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 116 Tahun 2015 dan Perpres 55 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transitdi Provinsi Sumatra Selatan.
Perpres tersebut menugaskan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk, sebagai pelaksana Pembangunan Prasarana Kereta Api Ringan/LRT di Sumatra Selatan serta PT. KAI (Persero) sebagai operator LRT Sumatra Selatan, jelas Zulfikri.
Pekerjaan pembangunan LRT Sumsel
sepanjang ± 23 kilometer (km) ini,  dilengkapi dengan 13 stasiun, 1 depo dan 9 gardu listrik dengan menggunakan lebar jalur rel 1067mm dan third rail electricity 750 VDC, jelas Dirjen Perkeretaapian.
LRT Sumsel yang pembangunannya telah
dimulai sejak Oktober tahun 2015 dengan pembiayaan APBN tersebut, akan menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin menuju kawasan sport city Jakabaring.
Selain digunakan sebagai sarana transportasi yang dapat mengurangi beban jalan raya dan penggunaan kendaraan pribadi, juga akan digunakan sebagai venue untuk perhelatan Asian Games tahun 2018, jelasnya.
Terdapat beberapa jenis pekerjaan pada LRT Sumsel yaitu mulai dari pekerjaan konstruksi, stasiun, sarana, depo yang luas, penanganan tanah yang disebabkan oleh karakteristik yang berbeda serta pekerjaan yang memerlukan penguasaan teknologi tinggi baik untuk jenis sarana, infrastruktur dan sistem fasilitas operasinya, dimana secara keseluruhan berupa konstruksi layang (elevated track) dengan dilengkapi third rail untuk power supplyserta menggunakan teknologi slab track (tanpa ballast) pada jalur rel serta menggunakan sistem persinyalan fixed Block. 
Dari sisi nilai investasi, secara keseluruhan apabila dibagi panjang jalur kereta api tersebut dinilai masih cukup realistis dan telah dilakukan perbandingan dengan negara-negara di kawasan ASEAN. Sebagai contoh, seperti di Malaysia biaya untuk pembangunan LRT Kelana Jaya Line diketahui sebesar Rp817 miliar/km sedangkan untuk biaya pembangunan LRT di Manila sebesar Rp907 miliar/km,” jelasnya.
Sementara, anggaran pemerintah yang digunakan dalam pembangunan LRT Sumsel yang telah diproses secara akuntabel ini telah dilakukan review secara berlapis mulai dari review oleh konsultan independen yang berkualifikasi internasional, audit internal maupun audit eksternal oleh instansi terkait agar sesuai dengan prinsip Good Coorporate Governance.

Sebelumnya, usulan pembiayaan untuk proyek LRT ini oleh kontraktor awalnya diajukan sebesar 12 triliun, namun setelah melalui beberapa tahapan review biaya tersebut dapat ditekan menjadi 10,9 triliun, jelas Zulfikri.

 
Journalist: Rully
Editor: Mark Sinambela

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here