Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap rival utamanya pada sesi Asai hari Rabu (16/01) sekarang diperdagangkan pada posisi bergelombang setelah berhasil menyelesaikan perjuangan rebound perdagangan sebelumnya.
Sentimen positif yang mendukung dolar AS masih datang dari aksi jual cukup besar dari rival-rivalnya di Eropa seperti euro dan poundsterling. Terpantau kedua pair tersebut kini masih berada dalam tekanan melanjutkan pelemahan perdagangan sebelumnya. Euro tertekan sebelumnya oleh buruknya laporan PDB Jerman dan juga penilaian perkembangan ekonomi kawasan Euro sedang melemah dari pada yang diharapkan.
Sedangkan tekanan yang melemahkan poundstelring datang dari perkembangan Brexit yang masih mengkhwatirkan setelah pemungutan suara parlemen kemarin tidak mendukung kesepakatan Brexitnya PM Inggris Theresa May.
Selain melemahnya kekuatan euro dan pound, kekuatan safe haven yen juga mengangkat dolar AS oleh kuatnya sentimen perdagangan aset beresiko yang mengangkat perdagangan saham.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya kini berada di posisi 95.95 atau sedang turun sedikit dari penutupan perdagangan sebelumnya di -0.09%. Dan untuk perdagangan selanjutnya indeks dikhawatirkan terpangkas oleh masih ditutupnya operasional kantor pemerintahan AS yang telah banyak merugikan negara.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang