(Vibizmedia – Economy & Business) Perdana Menteri Inggris Theresa May gagal meyakinkan anggota parlemen di majelis rendah untuk menandatangani rancangan perjanjian penarikan Inggris dari Uni Eropa.
Bagaimana langkah selanjutnya? Proses apa yang sebaiknya dilakukan?
Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan kenaikan Poundsterling setelah rencana Brexit Perdana Menteri Theresa May dikalahkan di parlemen memperlihatkan investor merasa risiko Brexit tanpa kesepakatan berkurang, dengan kata lain bahwa proses itu akan diperpanjang. Dari hal ini maka dapat dipertimbangkan negosiasi lanjutan untuk menggolkan perjanjian Brexit ini.
Sementara itu beberapa politisi Inggris dari partai oposisi terbesar di negara itu percaya referendum kedua sekarang semakin mungkin.
Seorang anggota buruh majelis tinggi menyatakan hanya ada satu cara yaitu referendum kedua untuk memberi orang kesempatan untuk menyelesaikan masalah ini.
Buruh secara resmi ingin mendorong Brexit meskipun sebagian partai menganggap diri mereka pro-UE. Mereka mengajukan mosi tidak percaya terhadap May, yang adalah kepala Partai Konservatif yang berkuasa, pada hari Selasa setelah usulan penarikannya kalah dengan 230 suara. Kesepakatan itu merinci bagaimana Inggris harus keluar dari blok Eropa pada akhir Maret.
Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn memperkirakan May akan kehilangan suara kepemimpinan, yang akan membuka jalan bagi pemilihan umum yang kemungkinan akan dimenangkan oleh Partai Buruh. Tetapi banyak analis politik dan sejumlah politisi Partai Buruh percaya May akan selamat dari mosi tidak percaya, kecuali jika anggota parlemen Konservatif memilih untuk menentang pemimpin partai mereka sendiri.
Namun ada analis yang memperkirakan May akan tetap berkuasa dengan Partai Unionis Demokrat (kelompok oposisi lain) dan Konservatif yang memilih menentang perjanjian Brexit akan mendukungnya.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group