(Vibizmedia – Economy & Business) Menghadapi kondisi perlambatan ekonomi maupun ketidakpastian politik, maka investor akan berusaha mencari aset investasi yang aman, atau lebih populer disebut aset safe haven.
Baru-baru ini HSBC menjalankan 10 juta simulasi berbagai bobot portofolio, dan mendapati bahwa treasury jangka pendek AS menjadi aset safe haven pilihan terbaik dengan rasio pengembalian risiko tertinggi dan tingkat naik ketika volatilitas ekuitas naik. Kemudian Yen Jepang berada di posisi kedua, dan emas menempati posisi ketiga.
Secara umum, ketiga aset telah melayani investor sebagai tempat perlindungan ketika risiko mengganggu pasar, mengingat stabilitas dan likuiditas relatif mereka.
Analis menyatakan bahkan selama fase di mana pasar ekuitas merosot, analisa menunjukkan bahwa terdapat alokasi tinggi dalam treasury jangka pendek secara optimal.
Imbal hasil pada Treasury dua tahun, catatan yang paling sensitif terhadap kebijakan bank sentral, telah berlipat dua menjadi 2,58 persen sejak awal 2017 karena The Fed telah menempel pada agenda kenaikan suku bunga.
Sedangkan bagi safe haven Yen, ketika perlambatan pertumbuhan global meningkat, mata uang tersebut terus berkinerja baik karena memiliki basis investasi internasional yang besar.
Emas berada di belakang obligasi dan yen untuk rasio pengembalian risiko yang lebih rendah. Kelemahan dolar tidak diperkirakan dalam penurunan berikutnya, daya tarik emas akan berkurang sampai batas tertentu.
HSBC juga mencatat Frac Swiss tidak lagi menyediakan tempat berlindung karena berkurangnya pengaruh investor domestik di Swiss.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group