Harga minyak mentah Amerika atau WTI masih bergerak positif melanjutkan keuntungan perdagangan sebelumnya. Namun perdagangan sejak sesi Asia hingga sesi Eropa hari Rabu (30/01) pergerakan fluktuatif karena kekhawatiran tentang gangguan pasokan menyusul sanksi AS terhadap industri minyak Venezuela melebihi tekanan ke bawah dari prospek ekonomi global yang semakin gelap.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $ 53,49 per barel atau naik 0,2 persen dari posisi penutupan sebelumnya. Demikian juga harga minyak mentah berjangka internasional atau minyak Brent naik 7 sen atau 0,11 persen, menjadi $ 61,30 per barel.
Perdagangan harga sebelumnya harga minyak mentah dunia ini alami lonjakan harga 2 persen ketika pasar mencerna pertama kali pengumuman sanksi AS untuk ekspor minyak Venezuela. Hari Senin lalu Washington mengumumkan sanksi ekspor terhadap perusahaan minyak Venezuela milik negara yaitu PDVSA, membatasi transaksi antara perusahaan AS yang melakukan bisnis dengan Venezuela melalui pembelian minyak mentah dan penjualan produk olahan.
Sanksi tersebut bertujuan untuk membekukan hasil penjualan dari ekspor PDVSA sekitar 500.000 barel per hari (bpd) minyak mentah ke Amerika Serikat. Namun meskipun langkah itu mendorong kenaikan harga minyak, pasar tampak relatif santai karena sanksi hanya mempengaruhi pasokan Venezuela ke Amerika Serikat.
Krisis politik Venezuela serta janji Arab Saudi untuk menurunkan produksi lebih lanjut seharusnya mendorong harga minyak mentah, tetapi justru alami tekanan. Pemicu tekanan harga minyak tersebut oleh kekhawatiran tentang pertumbuhan global terutama China.
Pertumbuhan ekonomi global dan konsumsi bahan bakar diperkirakan melambat tahun ini di tengah sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina, dua ekonomi terbesar di dunia menjadi faktor bearish pasar minyak berjangka terkini.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang