Permintaan Expor Besar, Presiden Minta Petani Belajar Budidaya Udang Vaname

0
603

(Vibizmedia-Bekasi) Dari 80 hektar tambak yang diberikan pemerintah kepada masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Perhutanan Sosial pada tahun 2017 lalu, masyarakat baru hanya menggunakan lahan 10 hektar untuk budi daya udang vaname.

Dalam kunjungan kerjanya ke Desa Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/1), Presiden Joko Widodo meminta agar para petani udang vaname tidak terburu-buru memperluas usahanya karena sebelumnya mereka sempat mengalami kegagalan saat awal menebarkan benih tahun 2017 lalu.

Kala itu, diperkirakan pada Februari 2018 bisa panen, ternyata gagal. Diulang lagi, yang kedua, berhasil tapi baru 50 persen, ungkap Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, berhasil panen 50 persen atau sebanyak 2 ton itu merupakan proses pembelajaran untuk para petani, yang memang memerlukan proses seperti ini.

Untuk itu, pemerintah tidak ingin petani tergesa-gesa agar bisa mendapat format yang betul.

Berdasarkan hasil kedua tersebut diperkirakan hasil ketiga akan dapat kira-kira lima ton, ini sudah pada posisi yang normal.

Ini kita harapkan. Kalau nanti ini sudah benar, karena memelihara udang vaname juga tidak mudah, lingkungan, suhu, kemudian oksigen, semua, ungkap Presiden.

Menurutnya kegagalan yang pertama disebabkan karena ada virus. Oleh sebab itu, Ia mengingatkan jajarannya agar tidak boleh membiarkan petani rugi kemudian semuanya kapok enggak berani memelihara udang.

Saat ini, permintaan udang vaname gede sekali, untuk ekspor terutama, ungkap Presiden.

Permintaan udang untuk ekspor ke luar negeri sangat besar bahkan permintaan datang dari hampir semua negara.

Terkait modal yang diperlukan dalam pembudidayaan udang vaname, untuk satu hektar kurang lebih Rp 180 jutaan. Sementara kalau berhasil panen dapatnya kira-kira Rp 310 juta – Rp 320 juta sehingga margin keuntungan sekali panen itu mencapai Rp 120 juta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here