(Vibizmedia – Nasional) Pasca-tsunami di Selat Sunda memerlukan rangkaian usaha untuk melakukan perbaikan agar pariwisata dan masyarakat setempat pulih kembali kondisinya. Dalam rangka inilah Menteri Pariwisata (Menpar) Arieh Yahya menerapkan tiga strategi pemulihan sumber daya manusia (SDM) yang bergerak di sektor pariwisata Banten. Strategi ini meliputi pengembangan SDM dan kelembagaan, pemasaran di destinasi tak terdampak, dan di destinasi terdampak.
Menpar Arief Yahya pada Pelatihan Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta) di Pantai Pasir Putih, Carita, Pandeglang, Banten, pada Senin (11/2), menekankan tiga strategi tersebut yang akan dilakukan kementeriannya dalam memulihkan kembali dan membangkitkan sektor pariwisata di Banten.
“Pasca tsunami Kemenpar akan memulihkan SDM pariwisata antara lain melalui upaya penyelamatan fisik seperti pembentukan Balawista, sertifikasi, dan ‘trauma healing’,” ujar Menpar.
Pada kesempatan tersebut Arief Yahya memberikan apresiasi atas kinerja Balawista yang menjadi salah satu garda terdepan dalam mengevakuasi korban-korban pasca-tsunami Selat Sunda. Sementara itu untuk kelembagaan yang lebih baik, Kemenpar akan menerapkan program sertifikasi terkait keahlian pariwisata. Menpar menjanjikan akan memberikan sertifikasi kepada 2.000 orang.
Menpar juga meminta agar jajarannya memberikan sesi khusus “trauma healing” mengingat terjadinya trauma pada korban-korban gempa dan tsunami, “Yang terakhir dan paling penting yaitu ‘trauma healing’ kondisi kejiwaan dan spiritual, manusia secara fisik bisa di selamatkan tetapi untuk urusan kejiwaan dan spiritual masih akan merasa trauma. Melihat pengalaman TNI dan Polri dalam menangani ‘trauma healing’ pada bencana Lombok kemarin, salah satu cara tercepat untuk memulihkan kejiwaan orang yang terkena gempa adalah pendekatan spiritual,” jelasnya.
Waktu pemulihan pasca-bencana akan berlangsung tiga bulan. Menpar berharap pelaku industri pariwisata tidak berlarut-larut dalam kondisi yang ada. “Kondisinya, pariwisata pesisir Banten sedang sakit karena bencana. Tapi setelah tiga bulan tidak boleh lagi mengeluh sakit. Misalnya, saat okupansi hotel sedang turun, bagaimana bisa perusahaan memberikan gaji, insentif, dan sebagainya kepada pegawai,” terang Menpar.
Dalam acara penutupan Pelatihan Balawista, Menpar juga menyaksikan langsung simulasi penyelamatan wisatawan yang dilakukan para Balawista setelah melakukan pelatihan intensif selama 15 hari, serta memberikan piagam penghargaan kepada Balawista terbaik di tiap angkatan.
Emy T/ Journalist/ VM Editor: Emy Trimahanani









