(Vibizmedia – Economy & Business) Sentimen yang diperkirakan mempengaruhi pasar global hari ini Rabu (27/02) adalah ketegangan Pakistan dengan India, dimana Pakistan menembak jatuh dua jet India, juru bicara angkatan bersenjata Pakistan mengatakan, sehari setelah pesawat tempur India menyerang Pakistan untuk pertama kalinya sejak perang pada tahun 1971.
Ketegangan telah meningkat sejak bom mobil bunuh diri oleh militan yang berbasis di Pakistan di Kashmir yang dikuasai India menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India pada 14 Februari, tetapi risiko konflik meningkat secara dramatis pada hari Selasa ketika India melancarkan serangan udara pada apa yang dikatakannya adalah basis pelatihan militan.
Serangan itu menargetkan gerilyawan Jaish-e-Mohammed. Tetapi sementara India mengatakan sejumlah besar pejuang JeM telah terbunuh, para pejabat Pakistan mengatakan serangan udara India itu gagal dan tidak menimbulkan korban.
Pesawat-pesawat angkatan udara India menyimpang ke wilayah udara Pakistan pada hari Rabu setelah Pakistan melakukan serangan udara di Kashmir yang diduduki India, kata Mayor Jenderal Asif Ghafoor, juru bicara angkatan bersenjata Pakistan.
Angkatan udara India telah memerintahkan bandara utama Kashmir di Srinagar bersama dengan setidaknya tiga lainnya di negara-negara tetangga untuk ditutup karena dua insiden, kata seorang pejabat.
Pada Selasa malam, Pakistan mulai menembaki menggunakan senjata kaliber berat di 12 hingga 15 tempat di sepanjang perbatasan de facto di Kashmir, yang dikenal sebagai Line of Control (LoC), seorang juru bicara pasukan pertahanan India mengatakan.
Menteri luar negeri AS Mike Pompeo berbicara secara terpisah dengan menteri luar negeri India dan Pakistan dan mendesak mereka untuk menghindari “kegiatan militer lebih lanjut” setelah serangan udara Selasa.
Baik China dan Uni Eropa juga menyerukan penghentian. Pada hari Rabu, menteri luar negeri Selandia Baru Winston Peters juga menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya ketegangan.
Ketegangan Pakistan-India diperkirakan akan memicu peningkatan aset safe haven, baik mata uang safe haven seperti yen Jepang, franc Swiss, juga komoditas emas yang menguat saat ketidakpastian dan ketegangan politik.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group