Menperin: RI Optimis Terapkan Industri 4.0

0
883
Ilustrasi: Industri Manufaktur Indonesia (Photo: Kemenperin)

(Vibizmedia – Nasional) Indonesia dibandingkan dengan Negara-negara lain di Asean termasuk negara yang memiliki optimisme tinggi terhadap kesiapan implementasi industri 4.0. Hal ini salah satunya  tercermin dengan peluncuran roadmap Making Indonesia 4.0 di April tahun 2018 lalu dan penerapan digitalisasi industri oleh sejumlah perusahaan manufaktur di dalam negeri.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat menjadi narasumber acara KADIN Entrepreneurship Forum di Jakarta, Rabu (27/2), “Dengan industri 4.0, Indonesia akan keluar sebagai salah satu bangsa juara pada tahun 2030. Bahkan, menurut PricewaterhouseCoopers (PwC), di saat itu kita bisa menjadi negara nomor tujuh dengan perekonomian terkuat di dunia. Maka yang harus kita dorong adalah optimisme,” kata Airlangga.

Dijelaskan, industri 4.0 merupakan sebuah lompatan besar pada sektor manufaktur melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara maksimal. Tidak hanya dari segi produksi, namun juga keseluruhan rantai nilai untuk mencapai efisiensi yang optimal sehingga melahirkan model bisnis baru yang berbasis digital.

Berdasarkan hasil riset McKinsey, yang dilakukan kepada supplier teknologi dan manufaktur di Asean. Dari jawaban mereka, sebanyak 93 persen mengatakan bahwa industri 4.0 adalah peluang, kemudian tingkat kesadaran untuk menerapkan sebesar 81 persen, dan pertumbuhan dalam optimisme 63 persen.

Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara dengan optimisme tertinggi dalam menerapkan industri 4.0, yakni sebesar 78%. Di atas Indonesia terdapat Vietnam sebesar 79%, sedangkan di bawah Indonesia ditempati Thailand sekitar 72%, Singapura 53%, Filipina 52% dan Malaysia 38%.

Riset McKinsey juga menunjukkan, industri 4.0 akan berdampak signifikan pada sektor manufaktur di Indonesia. Misalnya, digitalisasi bakal mendorong pertambahan sebanyak USD150 miliar atas hasil ekonomi Indonesia pada tahun 2025. Sekitar seperempat dari angka tersebut, atau senilai USD38 miliar, dihasilkan oleh sektor manufaktur.

Making Indonesia 4.0 memilih lima sektor manufaktur yang akan menjadi pionir penerapan era digitalisasi, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika. Kelompok manufaktur ini dipilih karena berkontribusi tinggi terhadap ekonomi nasional, dengan sumbangsih hingga 60 persen pada PDB, nilai ekspor, dan penyerapan tenaga kerja.

Emy T/Journalist/ VM
Editor : Emy Trimahanani

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here