(Vibizmedia – Economy) – Badan Pusat Statistik hari Jumat (15/03) melaporkan ekspor dan impor Indonesia bulan Feburari menurun dibandingkan periode bulan sebelumnya, namun untuk neraca perdagangan dilaporkan surplus. Surplus perdagangan di bulan kedua tahun ini merupakan surplus pertama setelah 5 bulan berturut alami defisit.
BPS melaporkan surplus dagang Indonesia senilai 0,33 miliar dolar AS pada bulan Februari 2019, lebih tinggi dari periode bulan sama tahun sebelumnya dengan defisit 0,05 miliar dolar AS. Ini adalah surplus perdagangan pertama sejak bulan September tahun lalu, karena impor merosot lebih cepat 13,98 persen dengan juga penurunan ekspor 11,33 persen tahun-ke-tahun.
Yang membuat neraca perdagangan luar negeri Indonesia surplus di bulan Februari oleh meningkatnya ekspor perhiasan, produk tambang seperti tembaga dan timah; pulp dan bahan kimia anorganik. Selain itu penurunan impor juga menjadi penyumbang adanya surplus.
Impor merosot secara tak terduga sebesar 13,98 persen dari tahun sebelumnya menjadi USD 12,20 miliar pada Februari, setelah penurunan 2,1 persen pada bulan sebelumnya yang merupakan penurunan bulan kedua berturut-turut dan paling rendah sejak Juni 2017.
Sebagai catatan tambahan, ekspor Februari turun menjadi 12,53 miliar dolar AS yang merupakan bulan keempat berturut-turut penurunan ekspor dan penurunan tahunan paling tajam sejak Juni 2017. Penurunan ekspor disumbang oleh berkurangnya ekspor produk minyak dan gas merosot sebesar 21,75 persen menjadi 1,09 miliar dolar AS sementara ekspor non-migas turun 10,19 persen menjadi 11,44 miliar dolar AS.
Analyst Vibiz Research Center melihat penurunan impor bulan Feburari lalu sebagai upaya pemerintah untuk mengurangi pembelian sehingga membantu mengelola defisit neraca transaksi berjalan negara.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang