(Vibizmedia-Index) – Perdagangan bursa saham Asia hari Rabu (27/03) ditutup dalam kinerja yang mixed karena beberapa rilis data AS yang mengecewakan menambah kekhawatiran investor tentang pertumbuhan ekonomi global. Selain itu investor juga terpengaruh perkembangan terkait Brexit dan pembicaraan perdagangan AS-China.
Saham-saham di bursa China menguat oleh aksi bargain hunting setelah data penurunan laba industri pada periode Januari-Februari, yang meningkatkan spekulasi pemerintah akan mengumumkan langkah-langkah baru untuk menopang pertumbuhan. Indeks Shanghai Composite naik 25,62 poin atau 0,85 persen menjadi 3.022,72 sementara indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong berakhir naik 0,56 persen pada 28.728,25.
Bursa saham Jepang jatuh karena sentimen kekhawatiran pertumbuhan dan juga banyaknya perusahaan umumkan cum ex-dividen. Indeks Nikkei turun 49,66 poin atau 0,23 persen menjadi 21.378,73, yang ditekan anjloknya saham yang umumkan cum ex dividen seperti saham Kansai Electric Power anjlok 4,2 persen dan Sumitomo Mitsui Financial Group melemah 2,4 persen. Demikian juga saham pembuat mobil Mazda Motor, Toyota Motor, Nissan Motor dan Subaru Corp anjlok dalam kisaran 1-4 persen.
Bursa saham Seoul bergerak lebih rendah karena investor bersiap untuk musim laporan pendapatan yang suram. Indeks Kospi turun 3,18 poin atau 0,15 persen berakhir pada 2.145,62 dalam perdagangan tipis, terseret oleh anjloknya saham perawatan kesehatan. NAmun saham kelas berat teknologi, Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing naik 0,2 persen dan 1 persen.
Performance positif juga terjadi pada bursa saham kawasan Pasifik, seperti bursa Australia memulihkan kerugian awal dengan indeks ASX 200 naik 0,09 persen dengan dukungan penguatan saham ANZ, Commonwealth, dan NAB naik antara 0,2 persen dan setengah persen di tengah kepala bank-bank besar tersebut menghadapi pertanyaan parlemen.
Demikian juga bursa saham Selandia Baru mencapai rekor tertinggi setelah Reserve Bank of New Zealand mempertahankan suku bunga resmi pada rekor rendah 1,75 persen untuk pertemuan ke-16 berturut-turut dan mengindikasikan kemungkinan arah pergerakan suku bunga berikutnya turun, mengingat prospek ekonomi global yang lebih lemah dan mengurangi momentum dalam pengeluaran domestik. Indeks acuan NZX 50 melonjak 124,07 poin atau 1,30 persen menjadi 9.698,89, dipimpin oleh saham utilitas dan industri.
Untuk perdagangan bursa saham di Indonesia mendapat angin buruknya dengan indeks harga saham gabungan di bursa Jakarta ditutup melemah 0,39 persen ke posisi 6444,73. Tertekan oleh saham – saham sektor industrio dasar dan tambang.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang








