(Vibizmedia – Pilpres 2019) Di putaran kedua segmen Debat Terbuka dalam Debat Capres IV 2019, calon Presiden nomor urut 01 menyampaikan pertanyaan kepada calon Presiden nomor urut 02 yang mempertanyakan bidang Pemerintahan.
“Di depan tadi sudah saya sampaikan bahwa ke depan pemerintahan DILAN digital melayani itu sangat diperlukan oleh negara kita Indonesia. Pertanyaan saya, apa pandangan Bapak mengenai Mall pelayanan publik? Demikian pertanyaan Joko Widodo.
Prabowo berpendapat bahwa sistem alat metodologi itu baik-baik saja. Prabowo juga mendukung kalau pelayanan publik untuk efisiensi dan untuk mengurangi birokrasi dan sebagainya. Tapi inti bagi Prabowo, pemerintahan adalah bahwa lembaga-lembaga pemerintah itu harus bersih, tidak boleh terjadi korupsi yang besar-besaran di lembaga pemerintah itu.
Kalau punya segala sistem online, sistem pelayanan publik satu pintu dan sebagainya tetapi tetap political will untuk menghilangkan korupsi itu tidak ditegakkan, menurutnya lembaga-lembaga itu lemah dan syarat negara berhasil adalah lembaga pemerintah harus kuat harus kuat, efektif, tidak boleh ada korupsi, tidak boleh ada sogok menyogok, tidak boleh ada jual beli jabatan.
Menanggapi jawaban Prabowo, maka Jokowi menjelaskan melalui mall public diharapkan kecepatan pelayanan itu bisa diberikan kepada para pengusaha, kepada masyarakat, rakyat yang ingin mendapatkan pelayanan yang cepat. Ini sudah ada di 13 kota yang akan teruskan di kota-kota yang lain.
Di pemerintah pusat sendiri sekarang ada yang namanya OSS: Online Single Submission, yang dulunya jika mengurus izin bisa 6 bulan, bisa satu tahun. Sekarang sembilan izin bisa keluar dalam waktu 3 jam. Dengan cara inilah korupsi akan berkurang dan akan hilang karena adanya transparansi, ada kecepatan, ada sistem yang membangun yang memadai agar orang- orang yang dulunya bisa bertransaksi untuk keluarnya sebuah izin agar cepat, bisa terpotong.
Jokowi menyampaikan kepada Prabowo bahwa korupsi di tahun 98 itu, negara kita yang terkorup di Asia. Indeks persepsi korupsi kita saat itu adalah 20.
Jokowi mengatakan, “Saya ingat betul KPK mengatakan 20. 2014 angka kita menjadi lebih baik menjadi 34, dan sekarang ini indeks persepsi kita 38. Artinya ada perbaikan-perbaikan terus. Tidak mungkin kita ingin instan, langsung balik dan bersih semua.”
Jokowi percaya sistemlah yang akan memperbaiki negara ini. Dengan sistem yang baik dan sistem yang cepat, maka akan semakin berkurang dan nantinya hilang. Apabila sistem ini menjadi budaya kita, menjadi sebuah corporate culture, inilah yang diharapkan dengan pembangunan sistem online, sistem elektronik, sistem yang berbasis elektronik yang cepat.
Selanjutnya Prabowo menyatakan dari perkembangan masyarakat yang riil ada sesuatu distrust kepada elit dan kepada pemerintahan. Sebagai contoh ada surat bocor dimana-mana surat-surat dari pejabat-pejabat yang memerintahkan penggunaan aparat untuk membantu salah satu kontestan dalam pemilihan.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang