(Vibizmedia-Nasional) Presiden Joko Widodo bersama jajarannya membahas lebih lanjut mengenai rencana pemindahan ibu kota di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin (29/4).
Wacana tersebut telah lama muncul, bahkan sejak era Presiden Soekarno hingga kini belum juga terlaksana.
Gagasan untuk pemindahan ibu kota ini sudah lama sekali muncul, sejak era Presiden Soekarno. Di setiap era presiden pasti muncul gagasan itu. Tapi wacana ini timbul-tenggelam karena tidak pernah diputuskan dan dijalankan secara terencana dan matang, terang Presiden.
Presiden mengatakan, pembahasan soal pemindahan ibu kota ini hendaknya tidak hanya mempertimbangkan manfaat jangka pendek semata.
Namun, kebutuhan dan kepentingan negara dalam perjalanannya menuju negara maju di masa mendatang harus menjadi pertimbangan utama.
Ketika kita sepakat akan menuju negara maju, pertanyaan pertama yang harus dijawab adalah apakah di masa yang akan datang DKI Jakarta sebagai ibu kota negara mampu memikul dua beban sekaligus, yaitu sebagai pusat pemerintahan dan layanan publik sekaligus pusat bisnis, jelasnya.
Banyak negara-negara yang telah memikirkan sekaligus mengantisipasi mengenai bagaimana negara mereka berkembang di masa mendatang.
Menurutnya, di masa kompetisi global ini, Indonesia perlu berpikir visioner dan melakukan pemikiran yang sama dengan negara-negara lainnya itu.
Saya kira contohnya banyak sekali baik Malaysia, Korea Selatan, Brasil, Kazakhstan, dan lain-lain. Sekali lagi, kita ingin berpikir visioner untuk kemajuan negara ini, ungkap Presiden.
Presiden memahami bahwa pemindahan ibu kota merupakan proses yang tidak singkat dan membutuhkan biaya besar. Di antaranya mengenai pemilihan lokasi yang tepat, pertimbangan aspek geopolitik, geostrategis, serta kesiapan infrastruktur pendukung.
Kalau dari awal kita persiapkan dengan baik maka gagasan besar ini akan bisa kita wujudkan, jelasnya.
