(Vibizmedia-Commodity) – Harga emas naik ke posisi tertinggi setahun lebih pada perdagangan akhir pekan sesi Eropa hari Jumat (12/06) meskipun terpantau dolar AS sedang menguat. Sentimen positif datang merespon tidak kondusifnya pasar dipicu data ekonomi yang lemah dari Cina dan Amerika Serikat, dan kekhawatiran politik di Timur Tengah yang meningkatkan permintaan safe haven.
Harga emas batangan atau bullion telah naik 1,1% sejauh minggu ini, bergerak pada jalur untuk kenaikan mingguan keempat berturut-turut.
Pada hari Kamis, Washington menyalahkan Iran atas serangan terhadap dua tanker minyak di Teluk Oman, meningkatkan kekhawatiran tentang konfrontasi AS-Iran baru. Kemudian demonstrasi ricuh dengan polisi di Hong Kong oleh ratusan orang yang melakukan protes terhadap undang-undang ekstradisi yang direncanakan dengan Cina daratan.
Terkait buruknya data ekonomi China dan AS, pertumbuhan output industri China melambat ke level terendah 17 tahun lebih dari 5% pada bulan Mei, tanda terbaru dari melemahnya permintaan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Semalam Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan terjadi peningkatan klaim pertama tunjangan pengangguran.
Buruknya data ekonomi AS baru-baru ini menambah tenaga ekspektasi penurunan suku bunga Fed yang menguntungkan bagi perdagangan logam mulia. Selain itu juga terpantau imbal hasil obligasi AS terus menurun.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas hingga akhir sesi Amerika berpotensi turun kembali oleh pergerakan dolar AS yang berusaha lanjutkan rally perdagangan sebelumnya.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang