(Vibizmedia-Nasional) Untuk mendapatkan dana segar, pemerintah melelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara. Dari lelang ini, pemerintah targetkan mendapat Rp 6 triliun.
Dengan metode beragam, lelang menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang secara terbuka. Baik investor individu maupun institusi, dapat menyampaikan penawaran pembelian dalam lelang melalui peserta lelang yang sudah disetujui Kementerian Keuangan sebanyak 17 bank dan 4 perusahaan efek.
Dari target tersebut, total penawaran yang masuk hampir 7 kali lipat dari target indikatif atau mencapai Rp 40,2 triliun. Nilai penawaran ini adalah penawaran tertinggi sejak awal tahun. Pada penawaran lelang sebelumnya Rp 13,48 triliun, rata-rata penawaran lelang sukuk sejak awal tahun sebesar Rp 20,2 triliun.
Ada sebanyak 6 seri surat utang yang dilelang yakni SPN-S 01122019, PBS014, PBS019, PBS021, PBS022, dan PBS015, dengan jatuh tempo mulai dari 1 Desember 2019 sampai 15 Juli 2047.
Dalam keterangan tertulisnya, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyampaikan total nominal yang dimenangkan dari keenam seri yang ditawarkan tersebut adalah Rp 8 triliun, pada Selasa (25/6).
Dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2019.
Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2019 sebesar USD 389,3 miliar atau sekitar Rp 5.528 triliun (kurs Rp 14.200 per dollar AS).
ULN ini, tumbuh lebih tinggi dibanding Maret 2019. ULN tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD 189,7 miliar dollar AS dan utang swasta termasuk BUMN sebesar USD 199,6 miliar.








