(Vibizmedia – Market News) – Harga minyak mentah acuan internasional di akhir perdagangan sesi Amerika beberapa saat lalu Rabu (02/07), ditutup pada posisi terendah 1 pekan lebih yang melanjutkan trend penurunan perdagangan sebelumnya. Namun kali ini anjlok parah hingga memangkas keuntungan yang didapat selama 8 hari perdagangan.
Harga minyak turun sekitar 3% setelah sebelumnya OPEC dan sekutu termasuk Rusia sepakat untuk memperpanjang pengurangan pasokan hingga Maret mendatang. Namun karena data manufaktur yang lemah membuat para investor khawatir bahwa ekonomi global yang melambat dapat mengurangi permintaan minyak.
Minyak mentah berjangka acuan internasional atau Brent turun $2,61 atau 4,01%, menjadi $62,45 per barel. Demikian juga harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun $2,84 atau 4,8%, menjadi $ 56,25 per barel, setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari lima minggu pada hari Senin.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen lain seperti Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, sepakat pada Selasa untuk memperpanjang pengurangan pasokan minyak hingga Maret 2020 ketika para anggotanya mengatasi perbedaan untuk mencoba menopang harga.
Tanda-tanda perlambatan ekonomi global dapat menekan pertumbuhan permintaan minyak, sehingga OPEC dan sekutunya menghadapi perjuangan berat untuk menopang harga dengan mengekang pasokan. Terlihat pada rilis data terakhir untuk aktivitas pabrik menyusut di sebagian besar Eropa dan Asia pada bulan Juni sementara aktivitas manufaktur AS melambat mendekati level terendah tiga tahun.
OPEC mencatat bahwa pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun ini telah turun menjadi 1,14 mbpd (juta barel per hari) sementara pasokan non-OPEC diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,14 mbpd.
Sebelumnya gejolak pasar sedikit mereda setelah Amerika Serikat dan Cina sepakat pada KTT para pemimpin G20 untuk memulai kembali pembicaraan perdagangan, namun Presiden Donald Trump pada hari Senin mengatakan kesepakatan apa pun perlu agak dimiringkan kepada keuntungan Amerika Serikat.
Menurut analyst Vibiz Research Center, tekanan untuk harga minyak dapat bertambah dengan munculnya sentimen ketidakpastian baru tentang perdagangan global setelah AS mengusulkan tarif baru pada lebih banyak barang Eropa sebagai bagian dari perselisihan yang sedang berlangsung mengenai subsidi pesawat.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang