Tingkatkan Ekspor, Pelabuhan Tanjung Priok Akan Beroperasi Seminggu Penuh

0
987
Ekspor Indonesia
Ilustrasi ekspor Indonesia. FOTO : VIBIZMEDIA.COM/MARULI SINAMBELA

(Vibizmedia-Nasional) Pemerintah mendorong peningkatan waktu operasional pelabuhan menjadi 7 hari dalam seminggu.

Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok, yang sebelumnya pelayanan hanya 4-5 hari dalam seminggu.

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan nantinya Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Bea Cukai, Imigrasi, Operator Pelabuhan, Bank dan stakeholder terkait akan melakukan pelayanan optimal secara terus-menerus selama 24 jam 7 hari seminggu, jelasnya usai apat dengan jajaran stakeholder Pelabuhan Tanjung Priok, di Kantor Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (7/7).

Menurutnya, meningkatkan waktu operasional pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah salah satu upaya yang dapat meningkatkan ekspor.

Berkaitan dengan jumlah hari produktif pelayanan, sebelum ini 3 hari, sekarang sudah 4-5 hari, kita ingin 7 hari. Artinya, 24/7 kita melayani. Agar orang-orang yang melayani di sini waktunya tersebar dan fasilitas tol, truk itu terbagi rata di 7 hari. Sehingga produktivitas itu lebih baik, jelas Budi.

Baginya, dengan waktu pelayanan 3 hari, apabila ada eksportir yang ingin mengirim 14 kontainer barang, maka dalam satu hari harus ada 5 truk kontainer yang berjalan dalam sehari.

Ia menambahkan, jika waktu pelayanan menjadi 7 hari maka dalam satu hari hanya dibutuhkan 2 truk kontainer saja. Imbasnya hal ini akan membuat jalanan dari dan menuju pelabuhan menjadi tidak terlalu padat, sehingga efek positifnya dapat mengurangi jumlah kemacetan.

Jadi jalannya lengang, truknya produktif yang di pelabuhan juga enak mengaturnya, terangnya.

Budi memperkirakan kecenderungan untuk melakukan kegiatan ekspor akan bertambah. Pasti bertambah. Karena kemudahan itu equivalen dengan pertambahan jumlah. Kalau ini semua lancar maka otomatis yang ekspor juga menjadi lebih banyak, jelasnya.

Selain itu, kontainer kosong dalam impor menjadi perhatiannya. Budi menjelaskan banyak truk-truk kontainer berjalan dalam keadaan tanpa muatan atau kosong setelah melakukan proses impor barang.

Pihaknya meminta cargo owner, atau shipping line untuk menyiapkan supaya jangan ada truk yang kosong. Jadi kita upayakan itu dalam keadaan terisi, ungkap Budi.

Untuk itu, bersama jajaran dan terkait seperti INSW, Inaportnet, Bea Cukai, Pelindo, Syahbandar, OP bersama Ditjen Perhubungan Laut untuk mengaturnya menjadi satu sistem.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here