(Vibizmedia-Commodity) – Mengakhiri perdagangan komoditi sesi Amerika Jumat (12/07), harga emas amblas dari posisi harga tertinggi sepekan yang dicapai pada sesi Asia, sentimen negatif pasar terjadi merespon rilis data inflasi konsumen AS yang lebih kuat dari perkiraan sehingga meragukan apakah bank sentral AS akan memangkas suku bunga seagresif yang diharapkan.
Harga emas spot gold turun 0,85% menjadi $ 1.406,8 per troy ounce, turun hampir $6 setelah data inflasi AS menunjukkan kenaikan di bulan Juni dengan kenaikan terbesar dalam hampir 1-1/2 tahun. Harga emas spot telah menyentuh level tertinggi satu minggu di $ 1.426 di awal sesi. Demikian juga dengan harga emas berjangka AS untuk kontrak bulan Agustus naik 0,26% menjadi $ 1.408,8 per troy ounce.
Review Forex: Data Inflasi AS Berhasil Pulihkan Kekuatan Dolarhttps://t.co/I5uiTDMxzr#forex #DOLAR #trader #index #mining #bitcoin #saham #bursa #profit #investasi #rupiah #idx pic.twitter.com/4ojHWDH4eZ
— vibiznews.com (@vibiznews) July 12, 2019
Federal Reserve AS bulan lalu menurunkan proyeksi inflasi untuk 2019 menjadi 1,5% dari 1,8% yang diproyeksikan pada bulan Maret. Sehingga mungkin tidak mengubah harapan bank akan memangkas suku bunga bulan ini sekalipun data inflasi menunjukkan lain.
Perdagangan sebelumnya harga emas sudah mendaki hingga naik 1,5% setelah pernyataan dovish Ketua Fed Jerome Powell, di mana ia mengkonfirmasi ekonomi AS masih di bawah ancaman dari aktivitas manufaktur yang mengecewakan, inflasi yang lemah dan perang dagang yang membara, sehingga mereka untuk bertindak sebagaimana mestinya.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga sesi Amerika malam nanti berakhir, analyst Vibiz Research Center memperkirakan posisi support di 1392.85– 1387.05. Namun jika bergerak naik akan mendaki ke posisi resisten 1416,24 – 1422.18.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang