(Vibizmedia – Lifestyle) Budaya seduh dan menyeruput kopi kini semakin meningkat khususnya di Indonesia. Kopi merupakan salah satu pilihan yang seringkali digunakan dalam memenuhi kebutuhan sebagai teman diskusi, ngobrol santai dengan sahabat-sahabat atau mencari inspirasi. Maka tak heran industri kopi pun semakin meningkat dan makin menjamur kedai – kedai kopi yang banyak dapat kita jumpai. Lahirnya kedai –kedai kopi ini memunculkan profesi baru yang kini mulai banyak digandrungi berbagai kalangan khususnya anak – anak muda, yaitu Barista.
Inilah yang juga turut diungkapkan Irvan Catur, Headroster Terra Coffee. Baginya profesi sebagai Barista sendiri bisa dibilang pekerjaan yang menjanjikan dan tidak biasa dianggap remeh.

“Semakin meningkatnya knowledge dan interest orang akan kopi maka industrinya pun juga pasti meningkat dan demand sebagai barista pun juga akan semakin menjanjikan“, kata Irvan Catur ketika penulis temui di Terra coffee .

Ade, 25, barista Terra coffee mengungkapkan sebagai baristapun dirinya juga melewati berbagai tahapan proses belajar. Baginya seorang barista tak berbeda layaknya seorang koki. Dimana seorang barista dituntut benar benar memahami setiap cita rasa biji kopi menjadi suatu olahan yang mampu memanjakan lidah dan tak hanya sampai disitu barista sendiri juga mampu membuat para pelanggannya nyaman dan mengerti apa yang diinginkan pelanggan.
“Kadang kan tuh mereka suka datang sambil nanya nanya, ya disitulah kita tuker pikiran dan pendapat tentang kopi dan akhirnya mereka dapet ilmu kita pun juga”, ujar Ade dengan bijak.
Untuk pendapatan yang didapatkan seorang profesi barista Catur sendiri mengungkapkan pada umumnya gaji barista di Jakarta kurang lebih dengan upah minimum regional (UMR) Jakarta. Tahun ini sendiri UMR Jakarta bekisar sekitar Rp 3,9 juta.
Bicara tahapan proses belajar seorang barista Catur sendiri menuturkan bahwa barista tiap –tiap harinya harus belajar dan pelajaranya itu sendiri cukup luas. Dimulai dari memilih biji kopi terbaik hingga penyeduhan, seorang barista juga harus memiliki indra penciuman dan sensory yang tajam agar bisa memahami karakter kopi.Baginya ia sendiri tidak selalu puas dengan skill yang ia miliki. Justu ia mencoba untuk belajar belajar di sela – sela waktunya atau juga belajar dari para pelanggan yang datang. Istilahnya gaulnya “kulik kulik kopi lah sambil denger pendapat mereka atau juga bisa dibilang study by learning“, kata Catur sambil tertawa.
Bahkan baginya pekerjaan barista tak hanya melulu di balik bar tapi justru keunikan dan skillfull seorang barista bisa dilihat dari proses ia meyangrai kopi atau mencoba mencari – cari biji kopi khas di suatu daerah bersama dengan petani kopi setempat. Atau apabila ingin mengasah skill yang ada barista itu sendiri juga bisa ikut ajang kompetisi lokal ataupun internasional.
Dengan semakin mengantongi jam terbang yang banyak dan menekuni profesi itu sendri maka Catur sendiri yakin barista itu sendiri mampu menjadi seorang manager kedai kopi atau membangun kedai kopi sendiri.









