Siap Katrol Investasi Manufaktur, Penyetor Rp 216 Triliun di 2019

0
556
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (3/2), menyampaikan rencana peningkatan investasi manufaktur Indonesia di tahun 2020 (Foto: Humas Kemenperin)

(Vibizmedia-Nasional) Meningkatkan nilai investasi guna memperkuat struktur perekonomian nasional itulah yang menjadi fokus pemerintah sekarang. Industri manufaktur merupakan salah satu sektor penting di dalamnya karena pertumbuhannya mampu meningkatkan penerimaan devisa dan menciptakan lapangan kerja.

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pembangunan sektor industri khususnya manufaktur merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah negara. Sebagai seorang industrialis ia mengetahui betul kebutuhan atau kendala para pelaku industri, demikian disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta belum lama ini.

Sesuai arahan Presiden Jokowi, setiap rupiah yang dikeluarkan, baik itu melalui investasi maupun sumber lain, tujuannya adalah untuk menciptakan lapangan kerja. “Jadi, yang perlu dilakukan saat ini adalah membawa investasi sebesar-besarnya,” ujar Agus.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan utama bagi para investor. Hal ini merupakan hasil pertemuan dengan perusahaan-perusahaan skala global. Ia menambahkan bahwa respons mereka sangat positif terhadap komitmen Pemerintah Indonesia dan kebijakannya yang ramah kepada investor.

Setiap kebijakan strategis pemerintah terutama yang berkaitan dengan upaya memacu pertumbuhan ekonomi, harus berimbas pada penciptaan iklim usaha yang kondusif. Langkah ini diyakini dapat meningkatkan kepercayaan para investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

Itu sebabnya perlu terus menjalankan langkah yang kongkret, antara lain mempermudah izin usaha, perbaikan kebijakan yang memengaruhi rantai pasokan (supply chain) nasional dan global, harmonisasi kebijakan pemerintah pusat dan daerah, serta membenahi regulasi yang bisa menggaet investasi sektor padat karya.

Ia memberikan contoh-contoh konkret seperti penerbitan omnibus law tentang perpajakan dan cipta lapangan kerja, juga pemberian fasilitas insentif fiskal berupa super tax deduction. Semua akan menjadi sweetener bagi calon investor sehingga dengan optimistis akan dapat menarik investasi.

Menperin menegaskan, pihaknya bertekad mengatrol nilai investasi nasional, dengan turut aktif mengajak dan mengawal sejumlah pelaku industri potensial agar segera merealisasikan investasinya di Indonesia. Diharapkan hal ini mampu mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi, menurunkan defisit transaksi berjalan, memperkuat struktur industri manufaktur dalam negeri, mendorong hilirisasi, menghasilkan produk substitusi impor, meningkatkan nilai ekspor, dan mengurangi angka pengangguran.

Prioritas akan ditujukan pada lima sektor, sesuai implementasi roadmap Making Indonesia 4.0, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri elektronik, serta industri kimia.

Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, sepanjang tahun 2019, industri manufaktur mampu memberikan kontribusi yang cukup signfikan terhadap capaian nilai investasi nasional. Ini terlihat dari sumbangsih penanaman modal dalam negeri (PMDN) sektor industri sebesar Rp72,7 triliun atau 18,8% dari perolehan total PMDN yang berada di angka Rp386,5 triliun.

Sementara itu, penanaman modal asing (PMA) di sektor industri menyentuh Rp143,3 triliun atau 33,8% dari perolehan total PMA yang mencapai Rp423,1 triliun.

Jadi, secara keseluruhan, sektor industri menggelontorkan dana hingga Rp216 triliun atau berkontribusi 26,7% dari total realisasi investasi di Indonesia senilai Rp809,6 triliun pada tahun lalu.

Adapun lima sektor manufaktur yang menyumbang nilai investasi paling besar pada tahun 2019, yaitu industri logam dasar dengan capaian Rp58,3 triliun, kemudian diikuti industri makanan dan minuman Rp54 triliun, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia Rp23,5 triliun, industri barang galian bukan logam Rp10,7 triliun, serta industri kertas dan barang dari kertas Rp8,9 triliun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here