(Vibizmedia – Nasional) Para pelaku industri kreatif terus ditumbuhkan oleh Kementerian Perindustrian untuk berperan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan kesejahteraan masyarakat. Berbagai program pun dijalankan dengan melibatkan berbagai pihak terkait.
Ekonomi kreatif memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Capaian ini terlihat pada tahun 2016 yang menyumbang hingga Rp 922,59 triliun, dan meningkat menjadi Rp 1.102 triliun sepanjang tahun 2018. Artinya, dalam tiga tahun nilainya mampu melonjak 19,45%.
Adapun tiga subsektor industri kreatif yang memiliki kontribusi terbesar, yaitu industri kuliner (41,69%), industri fesyen (18,15%) dan industri kriya (15,70%).
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin (9/3) menyebutkan bahwa salah satu contoh program menumbuhkan industri kreatif yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Banjarmasin pada event Banjarmasin Sasirangan Festival 2020 untuk menggelar kegiatan creative talk.
Dalam diskusi kreatif tersebut, mayoritas dihadiri oleh perajin Sasirangan dari berbagai kalangan, termasuk generasi milenial. Peserta cukup antusias menyimak paparan dari para narasumber kompeten. Para pemateri itu di antaranya adalah Founder dan CEO Adorable Project, Fajar Nugraha, selain itu Project Manager Du Anyam, Davit Manalu, juga Founder dan CEO Tuhlabu Sasirangan, Emed. Ditjen IKMA Kemenperin juga mendatangkan tim Business Venturing and Development Institute (BVDI) Universitas Prasetiya Mulya.
Ia juga menambahkan bahwa IKMA juga memiliki program Creative Business Incubator yang merupakan kerja sama dengan BVDI Prasetiya Mulya. Program ini dilaksanakan melalui tupoksi dari satuan kerja di bawah IKMA, yakni Bali Creative Industry Center (BCIC).
Gati menyampaikan juga bahwa Founder Tuhlabu Sasirangan merupakan alumni tenant Creative Business Incubator BCIC tahun 2018-2019. Emed berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Juara I Lomba Desain dan Motif serta Pewarnaan Kain Sasirangan tingkat Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019.
Gati meyakini, melalui program tersebut, para pelaku industri kreatif pemula bidang kriya dan fesyen akan diberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan bisnisnya (scaling-up) agar bisa lebih berdaya saing, baik di kancah domestik maupun global. Hal ini sejalan dengan tekad pemerintah menciptakan wirausaha industri baru, khususnya sektor industri kecil dan menengah (IKM).
Ia mengungkapkan bahwa jumlah pengusaha muda ekonomi kreatif yang berusia di bawah 30 tahun masih sekitar 10,68% dari total pengusaha ekonomi kreatif yang mencapai 8,2 juta orang. Oleh karena itu, melalui momentum bonus demografi yang dinikmati Indonesia pada tahun 2030, di mana proporsi usia produktif akan mencapai lebih dari 88 juta jiwa, maka ini menjadi peluang untuk menumbuhkan wirausaha muda.
“Salah satu tujuan kami menumbuhkan perajin kain khas Sasirangan di Banjarmasin, yang dalam beberapa tahun terakhir telah diarahkan oleh Pemerintah Kota untuk menggunakan bahan pewarna alam yang ramah lingkungan,” tutur Gati.