Presiden Jokowi Ingatkan Pentingnya Manajemen Krisis Pemerintah Kalteng

0
712
Presiden Joko Widodo memberikan sejumlah arahan di Posko Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Kalimantan Tengah di Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, pada Kamis 9 Juli 2020. FOTO: BIRO PERS SETPRES

(Vibizmedia-Nasional) Saat meninjau posko penanganan Covid-19 di Provinsi Kalimantan Tengah, Presiden Joko Widodo mengingatkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah agar mampu mengendalikan penyebaran Covid-19 dengan cara mengunakan manajemen krisis yang baik..

“Perlu saya ingatkan kepada Kalimantan Tengah yang tadi baru saja 5 menit lalu, saya dapat laporan di sini yang positif 1.093. Memang masih pada angka yang kecil. Dalam perawatan 393, sembuh 634, meninggal 66,” ungkap Jokowi di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis 9 Juli 2020.

Untuk itu, Presiden meminta Pemprov Kalimantan Tengah tidak menganggap remeh Covid-19 agar angka penularan tidak melonjak.

“Tapi kalau angka yang masih kecil ini tidak dikendalikan dengan baik, manajemen krisis tidak dilakukan dengan tegas, rakyat tidak diajak semuanya untuk bekerja bersama menyelesaikan ini, hati-hati angka yang saya sampaikan bisa bertambah banyak, ini jangan dianggap enteng,” tegasnya.

Presiden juga mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 juga telah menyebabkan perekonomian global dan nasional terganggu. Karena itu, mengendalikan kedua sisi baik kesehatan maupun ekonomi sangatlah penting. Presiden berpandangan bahwa kesehatan tetap harus menjadi prioritas, tetapi perekonomian juga harus tetap bisa berjalan.

“Gas dan remnya itu betul-betul dikendalikan. Jangan sampai yang digas hanya ekonominya saja tetapi nanti Covid-nya meningkat. Hati-hati dua-duanya harus dikendalikan dengan baik,” jelasnya.

Terkait hal tersebut, Presiden juga meminta para kepala daerah untuk membantu penyaluran bantuan sosial agar secepatnya bisa diterima oleh masyarakat, tanpa ada yang tercecer. Di samping itu, stimulus ekonomi bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga harus segera diberikan kepada para pelaku usaha yang terdampak Covid-19.

“Cek betul, bantu mereka baik dengan APBD kota/kabupaten, APBD provinsi, dan kami di APBN juga akan membantu baik lewat sistem perbankan maupun lewat sistem di kementerian,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, ia juga meminta agar pemerintah daerah berhati-hati dalam membuat kebijakan penerapan adaptasi kebiasaan baru. Sejumlah tahapan harus dilewati, mulai dari prakondisi, menentukan waktunya, hingga menentukan sektor prioritas yang akan dibuka terlebih dahulu. Setiap kepala daerah juga perlu menerapkan data sains dan saran dari para pakar dan ilmuwan dalam merumuskan sebuah kebijakan.

“Jangan sampai memutuskan sesuatu tanpa tanya kanan kiri, tidak memakai data sains, ini berbahaya sekali. Sekali lagi, ini bukan sesuatu yang mudah. Oleh sebab itu, semuanya harus di-back up oleh data sains dan saran-saran masukan para scientist,” tegasnya.

Di penghujung arahannya, Presiden mengapresiasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang telah melakukan tes masif. Namun hal tersebut belum cukup dan meminta daerah untuk bersinergi bersama unsur Pangdam dan Kapolda untuk melakukan pelacakan yang agresif dan senantiasa mengajak masyarakat menerapkan protokol kesehatan.

“Saya kira tiga hal ini tugasnya pemerintah: tes masif, pelacakan agresif, isolasi yang ketat. Tugasnya masyarakat yang harus kita ingatkan terus: pakai masker ke manapun, jaga jarak di mana pun, menghindari kerumunan. Diingatkan terus ini, saya kira sosialisasinya harus terus menerus, enggak bisa berhenti. Hati-hati angka 1.093 kasus positif ini harus setop, jangan sampai ada tambahan lagi,” ucapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here