(Vibizmedia-Nasional) Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2-24, pemerintah akan mengembangkan 250 desa wisata dan desa digital.
“Desa-desa ini merupakan usulan K/L (Kementerian/Lembaga) dan sebagian besar berada di destinasi prioritas dan super prioritas pariwisata,” ungkap Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Dody Usodo Hargo dalam keterangannya beberapa hari yang lalu.
Dody menyampaikan arahan presiden untuk disiapkan sebuah standar baru, kultur baru, dan kebiasaan baru di sektor pariwisata. Di samping itu perlu sosialisasi masif yang diikuti uji coba dengan standar protokol kesehatan.
“Kita harapkan nominasi 205 desa wisata dan desa digital ini dapat segera disepakati,” jelas Dody.
Ia pun menekankan pentingnya komponen 3A yaitu atraksi, amenitas, aksesibilitas, SMI (SDM, Masyarakat & Industri), BAS (Branding, Advertising, Selling), dan produk wisata dalam pengembangan desa wisata.
Disamping itu, Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Kemendes PDTT Herlina menyebutkan hasil pemetaan kawasan perdesaan yang memiliki potensi pariwisata seperti di Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes PDTT Dwi Rudi Hartoyo memgungkapkan hasil pemetaan nominasi desa wisata pada destinasi super prioritas Mandalika sebanyak 35 desa tersebar dan Labuan bajo sebanyak 17 desa.
Sampai dengan saat ini, masih ada sekitar 12 ribu desa atau kelurahan yang belum dilayani jaringan 4G. Selama kurun waktu 3 tahun direncanakan sebanyak 9 ribu desa akan dibangun konektifitas oleh Kementerian Kominfo.
Layanan internet dan digital dinilai sebagai salah satu komponen enabler untuk pengembangan sektor lain termasuk pariwisata. KSP akan mengawal pelaksanaan janji presiden dan akan menindaklanjuti dalam pembahasan dengan 4 (empat) Kementerian Koordinator.