Aksi Korporasi Akhir Tahun, Emiten Ramai-Ramai Terbitkan Obligasi Dan Right Issue

0
587

(Vibizmedia – IDX Stocks) – Sejumlah emiten berencana untuk melakukan aksi korporasi di pengujung tahun ini. Mulai dari rights issue hingga penerbitan obligasi, pencarian dana di pasar modal masih semarak.

Aksi pencarian dana yang dilakukan emiten di pengujung tahun ini sudah cukup tepat.  Sebab, indikasi pemulihan perekonomian sudah terlihat seiring dengan adanya perkembangan vaksin. Alhasil, penyerapan surat utang maupun saham baru yang diterbitkan emiten menjadi lebih optimal.

Investor pun patut mencermati kondisi rasio keuangan emiten khususnya yang getol menerbitkan obligasi yaitu dengan memperhatikan level rasio DER dimana setiap industri memiliki perbedaan. Untuk emiten di industri yang bergerak di sektor selain perbankan, konstruksi, dan infrastruktur, batas aman DER berada di level 1 kali sampai 2 kali. Namun, akan lebih bagus jika level DER di bawah 1 kali.

Sederhananya, investor bisa membandingkan DER emiten dengan DER rata-rata industri. Dan lebih baik lagi bila ratio yang di hitung berdasarkan net debt to equity ratio, yang mengurangkan posisi cash daripada utang. Jika rasio ini berada di atas 1, maka  kurang disukai investor.

Kemudian, investor juga bisa membandingkan rasio kemampuan membayar bunga seperti Interest Coverage Ratio, yakni dengan membandingkan EBITDA  dengan jumlah bunga pinjaman. Umumnya, jika menghasilkan rasio 2 kali sampai 3 kali maka bisa dibilang cukup baik.

PT Barito Pacific Tbk pemilik saham dengan kode BRPT menjadi salah satu emiten yang akan menerbitkan obligasi. Direktur Keuangan BRPT David Kosasih pun berharap obligasi yang diterbitkan bisa terserap dengan maksimal. “Tentunya kami optimis obligasi akan terserap,” terang David.

Untuk diketahui, BRPT akan menerbitkan obligasi dengan Jumlah Pokok Rp 386,52 miliar. Obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) melalui Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2019 dengan target dana yang dihimpun mencapai  Rp 1,5 triliun.

Adapun seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi ini, akan digunakan emiten ini untuk membayar sebagian utang (refinancing) dari pinjaman sebesar US$ 200 juta. Oleh karena itu, David menegaskan tidak ada penambahan profil utang. BRPT pun senantiasa menjaga kondisi neraca keuangan.

“Tentunya kami selalu memperhatikan dan menjaga struktur permodalan dan balance sheet yang kuat,” ujarnya kepada media.

Per 30 September 2020, jumlah liabilitas BRPT senilai US$ 4,29 miliar sedangkan jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 2,97 miliar. Alhasil, rasio liabilitas terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) BRPT sebesar 1,44 kali.

Ramainya pencarian dana dengan skema penerbitan saham juga membuat investor harus mencermati penggunaan dana yang didapat dari hasil aksi korporasi ini. Dana dari rights issue memang lebih bagus jika digunakan untuk ekspansi seperti misalnya membiayai proyek dan modal kerja, bukan untuk membayar utang.

Diharapkan, dari penghimpunan dana dari rights issue, yang juga membuat potensi dilusi, dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham melalui proyek-proyek ekspansi tersebut.

Terlepas dari itu, aksi pencarian dana yang dilakukan saat ini sudah cukup tepat. Sebab, dengan membaiknya tingkat risiko (risk appetite) terhadap aset berisiko, tingkat penyerapan obligasi dan juga rights issue dapat maksimal.

BRPT menjadi salah satu emiten yang masih cukup prospektif ke depannya. Emiten ini membukukan laba bersih di periode sembilan bulan 2020 senilai US$ 11,3 juta dari yang sebelumnya menderita kerugian bersih senilai US$ 8,9 juta di semester I 2020.

Obligasi yang akan dikeluarkan terdiri atas tiga seri, yakni seri A senilai Rp 167,52 miliar dengan tingkat bunga (kupon) 8,25% dan dengan tenor 370 hari,  Seri B senilai Rp 56 miliar dengan kupon 9,25% dan dengan tenor 3 tahun, serta Seri C senilai Rp 163 miliar dengan kupon 10,25% dan memiliki bertenor 5 tahun sejak tanggal emisi.

Barito akan menggunakan seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi untuk membayar sebagian utang dari pinjaman sebesar US$ 200 juta.

Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan sejak tanggal emisi, dimana bunga obligasi pertama akan dibayarkan pada tanggal 8 Maret 2021. Sedangkan, bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi akan dibayarkan pada tanggal 18 Desember 2021 untuk Obligasi Seri A, tanggal 8 Desember 2023 untuk Obligasi Seri B, dan tanggal 8 Desember 2025 untuk Obligasi Seri C. Pelunasan Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idA (Single A) terhadap obligasi tersebut. “Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk membayar sebagian utang dari pinjaman sebesar US$ 200 juta berdasarkan facility agreement related to single currency term facility US$ 200 juta tanggal 19 Desember 2019. Sebagian kewajiban yang dibayarkan oleh Barito adalah berupa pokok pinjaman,” tulis manajemen BRPT, Senin (16/11).

Dalam penerbitan obligasi tersebut Barito menggandeng Trimegah Sekuritas Indonesia, Shinhan Sekuritas Indonesia, dan Indo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. Sedangkan PT Bank Tabungan Negara  Tbk (BBTN) akan bertindak sebagai wali amanat.

BRPT akan menggelar masa penawaran umum pada 1-3 Desember 2020 dan akan mencatatkan obligasi di BEI pada 9 Desember 2020.

Selasti Panjaitan/Vibizmedia
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here