Trump: “Ini Pemilu Curang. Saya Tidak Menyerah”; Mengapa Pilpres AS Disebutkan Curang?

0
1303
President Donald Trump Rally LIVE in Dalton, GA 1/4/21 (Foto: RSBN)

(Vibizmedia – International) – Berbicara pada rally di malam menjelang pemilihan Senat Georgia, Presiden Donald Trump dengan tegas menyatakan “Saya tidak menyerah”. Di tengah kampanye yang dihadiri ribuan orang pendukungnya, Trump mengatakan: “Tidak mungkin kita kehilangan Georgia,” demikian ditegaskannya di Dalton, Georgia, pada Senin malam, atau Selasa pagi WIB (5/1).

“Ini adalah pemilu yang curang,” katanya, “Tetapi kita tetap masih memperjuangkannya, dan Anda akan melihat apa yang akan terjadi.” (Baca juga: Menjelang Rally Besar-besaran dan Penolakan Pemilu di Kongres Amerika: 6 Januari 2021)

“Saya mengikuti dua pemilu,” tambahnya lagi. “Saya memenangkan keduanya. Sungguh menakjubkan. Bahkan saya memenangkannya dengan jauh lebih baik pada pemilu yang kedua ini,” demikian dilansir dari Newsmax (5/1).

DPR dan Senat AS akan mempertimbangkan suara Electoral College dalam sesi gabungan Kongres (joint session of Congress) pada hari Rabu, 6 Januari 2021, waktu Amerika. Sejumlah Republikan, baik senator maupun anggota DPR, berencana untuk menggugat sertifikasi suara di sejumlah negara bagian yang menjadi medan pertempuran selama ini, termasuk Georgia, Pennsylvania, Arizona, Nevada, Wisconsin, dan Michigan.

Merujuk kepada persaingannya dengan Joe Biden, yang disebut oleh Trump diuntungkan dari penipuan pemilu yang masif dan sistemik, Trump menyatakan: “Kursi Senat adalah garis pertahanan terakhir. Saya harus memberikan pengantarnya, karena mereka akan berkata, ‘Dia sudah menyerah.’

“Tidak, tidak. Saya tidak menyerah!” tegas Trump yang disambut sorakan dari para pendukungnya di Georgia.

Mengapa Trump kerap menyebutkan bahwa pemilu AS kali ini adalah pemilu curang (rigged election)? Dalam salah satu tweet-nya di akhir Desember (27/12), Trump menggambarkannya sebagai berikut:

“Buktinya tidak terbantahkan! Surat suara besar-besaran yang muncul di larut malam pada beberapa swing states, mengisi kotak suara (di-video-kan), pemilih ganda, pemilih yang sudah meninggal, tanda tangan palsu, pemilih imigran ilegal, dilarangnya pengamat suara dari Partai Republik, JUMLAH SUARA LEBIH BANYAK DARI PEMILIH AKTUAL (lihat Detroit dan Philadelphia), dan masih banyak lagi. Jumlahnya jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk memenangkan status masing-masing swing states, dan bahkan tidak dapat diganggu gugat.”

Trump menambahkannya lagi dalam tweet-nya, “Pengadilan juga buruk, FBI dan ‘Justice’ tidak melakukan tugasnya, dan Sistem Pemilu Amerika Serikat terlihat seperti milik negara dunia ketiga. Kebebasan pers telah lama hilang, yang ada ialah Berita Palsu (Fake News), dan sekarang kita berurusan dengan para Big Tech yang harus ditangani.”

Trump kemudian menutupnya dengan optimisme khas Trump, “Tapi ketika semuanya ini berakhir, dan periode waktu ini hanyalah menjadi babak buruk dalam sejarah negara kita, KITA AKAN MENANG.”

Di tempat lain, Sidney Powell, pengacara ternama pendukung Trump menjelaskan tentang petisinya kepada Mahkamah Agung AS (Supreme Court). “Ada banyak kasus yang menunggu keputusan di Mahkamah Agung,” kata Powell. “Kami mengajukan petisi bagi empat negara bagian untuk emergency mandamus untuk meminta pengadilan mencabut sertifikasi di Arizona, Michigan, Wisconsin, dan Georgia karena semua kecurangan besar-besaran (massive fraud) di sana,” katanya. Mandamus adalah jenis perintah pengadilan yang memaksa tindakan, dalam hal ini pencabutan suara dari Electoral College di negara bagian yang dipermasalahkan, yang diberikan pada 14 Desember lalu untuk calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden.

Sebagai gambaran, dalam petisi Arizona kepada Mahkamah Agung AS, para pemohon menyampaikan inti klaim mereka bahwa “Pemilu 2020 telah dinodai oleh penipuan konstitusional pemilu dalam skala yang belum pernah terlihat sebelumnya di Amerika, di mana ratusan ribu bahkan jutaan surat suara ilegal, curang, yang tidak memenuhi syarat atau murni fiktif diberikan untuk Biden. Bersama dengan itu ratusan ribu suara untuk Trump telah sengaja dihancurkan, dihilangkan atau dialihkan ke Biden. Massive frauds ini telah mengubah hasil, yakni dari kekalahan Biden menjadi kemenangan Biden,” demikian penjelasan pengacara Sidney Powell sebagaimana dilansir dari Epoch Times baru-baru ini (2/1).

Dengan demikian, dapat dipahami mengapa Trump selalu tegas menyebutkan pemilu curang (rigged election) di AS, karena memang telah terjadi pelanggaran pemilu yang bersifat TSM (Terstruktur, Sistematis dan Masif). Menjelang tanggal penting pertemuan Kongres AS pada 6 Januari dan inagurasi Presiden AS pada 20 Januari 2021, dinamika politik Amerika masih terus berlangsung.

Emy T/Journalist/ VM
Editor: Emy Trimahanani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here