(Vibizmedia – International) Twitter pada hari Jumat waktu AS (Sabtu pagi WIB, 9/1) telah melarang secara permanen Presiden AS Donald Trump di platform-nya, namun itu nampaknya tidak menghentikan Trump untuk dapat terus menjangkau pengikutnya.
Trump kemudian menggunakan akun @POTUS milik resmi Pemerintah AS untuk mengkritik Twitter dan mengatakan dia dan para sahabatnya akan melihat kemungkinan membangun platform social media messaging yang lain, demikian dilansir dari Newsmax (9/1 WIB).
“Seperti yang sudah lama saya katakan, Twitter telah semakin melarang kebebasan berbicara (free speech), dan malam ini, karyawan Twitter telah berkoordinasi dengan Demokrat dan Radikal Kiri untuk menghapus akun saya dari platform mereka, untuk membungkam saya – dan ANDA, 75.000.000 orang hebat … ” tulis Trump di tweet terakhirnya.
“… patriot yang memilih saya. Twitter mungkin perusahaan swasta, tetapi tanpa pemberian pemerintah Section 230 mereka tidak mungkin bertahan lama. Saya sudah memperkirakan ini akan terjadi. Kami telah bernegosiasi dengan berbagai situs lain, dan akan menyampaikan pengumuman besar dengan segera, sementara kita…
” … juga melihat kemungkinan membangun platform kita sendiri dalam waktu dekat. Kita tidak mungkin akan DIBUNGKAMKAN! Twitter bukanlah KEBEBASAN BERBICARA. Mereka semua mempromosikan platform Kiri Radikal di mana beberapa orang paling jahat di dunia diizinkan untuk berbicara dengan bebas…:
“… IKUTI TERUS! (STAY TUNED!)” tutup Trump dalam tweet terakhir kalinya.

Tweets di atas langsung cepat dihapus. Tidak jelas apa yang akan dilakukan oleh Twitter, jika ada, terhadap akun resmi @POTUS, demikian Newsmax (9/1).
Donald Trump agaknya pantang menyerah. Meskipun sebelumnya telah menyatakan akan memberikan ruang transisi yang tertib kepada Joe Biden, namun untuk memastikan kebebasan berbicara dan menyatakan kebenaran, Trump sedang ambil ancang-ancang untuk membangun platform-nya sendiri. Seperti apa itu? “Stay Tuned,” kata-kata terakhirnya di Twitter.
Saham Twitter sendiri terpantau langsung merosot tajam hampir 4% pada sesi setelah jam perdagangan Jumat malam waktu AS (Sabtu pagi WIB, 9/1) menyusul larangan permanen platform tersebut terhadap akun Presiden Trump. Trump memiliki lebih dari 88 juta pengikut di Twitter. Pukulan atas saham Twitter ini diperkirakan akan semakin dalam pada pekan depan.
Emy T/Journalist/ VM
Editor: Emy Trimahanani









