Kepala Bappenas: Investasi dan Ekspor Kunci Pemulihan Tahun 2022

0
748
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. FOTO: BAPPENAS

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik tanggal 5 Februari 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 masih terkontraksi sebesar minus 2,07 persen, dengan pertumbuhan ekonomi Kuartal IV-2020 sebesar minus 2,19 persen (year on year).

Menurutnya, di sisi produksi, sepanjang tahun 2020 tekanan terbesar berasal dari sektor transportasi sebesar minus 15,04 persen karena masih terbatasnya mobilitas masyarakat; dan sektor akomodasi, makanan dan minuman tertekan sebesar minus 10,22 persen karena belum pulihnya kunjungan wisatawan dan pengetatan liburan akhir tahun. Adapun sektor yang tumbuh paling pesat adalah jasa Kesehatan sebesar 11,60 persen dan informasi Komunikasi yang sebesar 10,58 persen. Patut dicatat sektor industri yang mempunyai share terbesar tumbuh sebesar minus 2,93 persen sepanjang tahun 2020.

“Dari sisi pengeluaran, tekanan cukup besar untuk ekonomi tahun 2020 berasal dari investasi yang tumbuh sebesar minus 4,95 persen. Selanjutnya, konsumsi rumah tangga tahun 2020 tumbuh sebesar minus 2,63 persen. Satu-satunya yang tumbuh positif sepanjang tahun 2020 adalah konsumsi pemerintah sebesar 1,94 persen. Hal ini tentunya seiring dengan stimulus fiskal yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia selama pandemi COVID-19” jelas Suharso dalam pertemuan rakorgub bersama sejumlah pejabat Bappenas secara virtual, pada hari Jum’at, 5 Februari 2021.

“Oleh karena itu, kunjungan kerja Bappenas di tahun 2021 ini yang dilakukan secara daring, merupakan salah satu tahapan yang cukup penting dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2022. Tahun 2022 merupakan tahun kunci untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi. Selain itu, diharapkan pada tahun tersebut merupakan tahun pertama kita relatif bebas dari tekanan pandemi COVID-19,” lanjutnya.

Suharso menegaskan investasi dan ekspor akan menjadi kunci pemulihan tahun 2022, dengan pertumbuhan produk domestik bruto antara 5,4 – 6,0 persen (year on year). Selain itu, sektor industri pengolahan diharapkan menjadi motor pertumbuhan. Sementara, sektor-sektor yang sebelumnya terdampak Covid-19, seperti perdagangan dan penyediaan akomodasi dan makan minum, diperkirakan akan mengalami akselerasi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here