(Vibizmedia-Investasi & Uang) Robby Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), yang juga selaku Chief Compliance Officer Reku Robby menyebut tantangan pertama yang dihadapi terkait masalah keamanan dan sentimen negatif terhadap kripto disebabkan oleh tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab dan ketidaksesuaian dengan peraturan yang berlaku.
“Oleh sebab itu, investasi aset kripto kerap kali dikaitkan dengan berita negatif. Padahal, semuanya tergantung pada sejauh mana penyedia platform mematuhi peraturan yang ada,” tegas Robby dalam Media Clinic Reku dalam menjawab tantangan di ekosistem kripto Indonesia, Selasa, 19 September 2023.
Guna mengatasi permasalahan tersebut, Reku memastikan keamanan operasional selaras dengan peraturan pemerintah. Reku sebagai platform pertukaran dan pasar kripto telah memperoleh sertifikasi ISO 27001 untuk melindungi keamanan pengguna, menerapkan autentikasi ganda, serta enkripsi yang memenuhi standar internasional.
“Kami juga telah mendapatkan izin BAPPEBTI untuk fitur staking. Selain itu, kami secara berkala merilis Proof of Reserve (PoR) yang diuji dan diaudit secara akurat. Hal ini memastikan bahwa dana dan transaksi pengguna tersimpan secara utuh 1:1 dan dapat diverifikasi,” terang Robby.
Robby juga menegaskan bahwa literasi investasi dan kripto juga berperan penting untuk meluruskan stigma negatif terhadap pasar kripto. Dengan literasi yang baik, masyarakat bisa mengambil keputusan investasi yang bijak dan memahami risikonya, termasuk dalam memilih platform investasi yang tepat dan terdaftar.
Sebagai informasi, Reku sendiri aktif melakukan edukasi berbasis komunitas yakni ReKru Roadshow, yang telah diadakan di 30 kota dan menjangkau lebih dari 1.500 orang, termasuk diantaranya kota tier 2 dan 3. Kegiatan ini bersifat always-on untuk meningkatkan literasi dan menangkap peluang adopsi kripto termasuk di luar pulau Jawa.
Upaya lainnya yang dilakukan Reku adalah kolaborasi bersama Maudy Ayunda sebagai Brand Ambassador Reku untuk memberikan edukasi tentang kesiapan mental dan finansial sebelum berinvestasi.
Untuk itu, investor perlu membudayakan PERMISI sebelum berinvestasi yakni cek PERizinan, pahaMI, dan diversifikaSI. Dengan begitu, investor diharapkan bisa lebih bijak dalam menentukan platform dan instrumen investasi.
Adapun saat ini, Reku mencatat porsi pengguna yang cukup bervariasi. Sebagian besar berusia antara 18-30 tahun (48%), 31-44 tahun (38%), dan 45-55 tahun (13%).









