PLN Siap Percepat Transisi Energi

0
367
Ilustrasi energi terbarukan. FOTO: ESDM

(Vibizmedia – Nasional) PT PLN (Persero) berkomitmen untuk melakukan akselerasi proyek transisi energi di Indonesia. Hal ini didukung dengan hadirnya pendanaan global, salah satunya melalui mekanisme just energy transition partnership (JETP) atau Kemitraan untuk Transisi Energi Berkeadilan.

Menurut Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, kerja sama berbagai para pemangku kepentingan mampu mempercepat implementasi agenda transisi energi di Indonesia.

Mekanisme JETP yang merupakan salah satu dari berbagai pendanaan transisi energi ini, juga akan menjadi katalisator pembiayaan lainnya.

“Upaya kolaboratif perlu didorong karena pengurangan emisi 1 ton CO2 di Indonesia sama berpengaruhnya dengan pengurangan emisi di belahan dunia lain. Kami tidak bisa menjalankan transisi energi ini sendirian,” ungkap Darmawan saat sesi diskusi di Indonesia Pavilion pada gelaran Conference of the Parties Ke-28 (COP28) di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Sabtu (2/12/2023).

Sesuai dengan tema COP28 2023 yang mengusung realisasi pendanaan lingkungan bagi negara berkembang, pemerintah Indonesia siap berkolaborasi dalam mempercepat transisi energi.

Tercantum dalam dokumen resmi Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP), PLN terlibat dalam ratusan proyek transisi energi, salah satunya penambahan kapasitas pembangkit energi bersih dan green enabling transmission untuk memastikan pasokan listrik disalurkan secara adil dan merata kepada seluruh masyarakat Indonesia.

“JETP menjadi salah satu platform yang mampu mengakomodir kebutuhan ini. JETP juga menjadi bukti bahwa seluruh pemangku kepentingan menjadi bersatu dalam penyelesaian tantangan transisi energi,” kata Darmawan.

PLN juga telah mendesain skenario Accelerating Renewable Energy Development (ARED) yang akan menambah kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) hingga 75 persen dari total kapasitas pembangkit listrik Indonesia pada 2040 mendatang.

Darmawan menjamin berinvestasi di Indonesia dalam hal energi baru terbarukan bukan proyek merugikan, mengingat kemajuan teknologi membuat harga EBT lebih murah.

Indonesia juga memiliki perbaikan iklim investasi yang bisa mendorong return of investment (ROI) yang sangat menarik bagi investor. “Artinya dengan inovasi, investasi energi terbarukan saat ini menjadi lebih murah dan lebih kompetitif,” pungkas Darmawan.