Link and Match Vokasi-Industri, Ciptakan Mesin Perajang Pisang Mampu Olah 200Kg per Jam

0
284
Link and match
Kemitraan link and match vokasi dan industri. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut kemitraan link and match yang selama ini sudah dibangun adalah memasok sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan menciptakan inovasi teknologi yang dibutuhkan oleh sektor industri.

Untuk itu, pihaknya terus mendorong unit pendidikan vokasi binaannya dapat menjalin kerja sama dengan sektor industri guna memenuhi kebutuhan sektor industri dalam menopang produktivitasnya.

Dirinya optimistis, berbagai program dan kegiatan yang dilakukan unit pendidikan vokasi Kemenperin juga turut meningkatkan ekonomi daerah dan nasional melalui peran sektor industri. Sebab, aktivitas sektor industri terbukti memberikan dampak yang luas bagi perekonomian, mulai dari penerimaan devisa dari investasi dan ekspor serta penambahan jumlah tenaga kerja.

“Contohnya adalah untuk mendukung perekonomian di Sulawesi Selatan, kami aktif mencetak tenaga kerja industri terampil melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi industri di Politeknik ATI Makassar, AK-Manufaktur Bantaeng, SMK-SMAK Makassar, dan SMK-SMTI Makassar,” jelas Agus dalam keterangannya, pada Rabu, 3 April 2024.

Salah satu implementasi best practice tersebut adalah produksi mesin atau alat yang berkaitan dengan industri yang dipelajari di unit pendidikan terkait. Misalnya, Politeknik ATI Makassar melalui unit Teaching Factory-nya memproduksi mesin perajang pisang yang dihibahkan ke industri kecil dan menengah (IKM) yang memproduksi keripik pisang di Sulawesi Selatan.

“Politeknik ATI Makassar sebagai salah satu unit pendidikan vokasi Kemenperin tidak hanya mencetak tenaga kerja yang kompeten, namun juga memiliki karya dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini merupakan pencapaian yang patut dibanggakan,” jelas Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan.

Unit Teaching Factory Politeknik ATI Makassar menghibahkan sebanyak tujuh mesin perajang pisang yang diproduksi selama tahun 2023 untuk IKM di sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan, antara lain di kabupaten Bone, Bulukumba, dan Maros.

“Produksi mesin perajang pisang oleh Unit Teaching Factory Politeknik ATI Makassar ini dapat menjadi motivasi agar unit pendidikan vokasi Kemenperin lainnya dapat membuat lebih banyak karya yang bermanfaat bagi masyarakat dan pelaku industri,” terang Masrokhan.

Mesin ini, lanjut Direktur Politeknik ATI Makassar, Muhammad Basri, merupakan rancangan mahasiswa program studi Teknik Manufaktur Industri Agro yang menjadi tugas akhir mereka yang diproduksi lebih banyak oleh unit Teaching Factory dengan melibatkan mahasiswa dalam proses pabrikasinya.

“Mesin ini mampu mengolah pisang sebanyak 150-200 kilogram per jam dan lebih hemat listrik dibandingkan mesin perajang pisang lainnya. Dengan mengonsumsi daya 900 Watt, mesin sudah bisa dioperasikan,” ungkap Basri.

Mesin perajang pisang ini berfungsi untuk menghasilkan potongan pisang dalam berbagai bentuk, baik model panjang maupun bulat. Produk makanan yang bisa dihasilkan di antaranya keripik pisang, sale pisang, dan kreasi kue berbasis pisang lainnya. “Tahun 2024 ini, unit Teaching Factory Politeknik ATI Makassar akan memproduksi kembali mesin perajang pisang sebanyak delapan unit,” ujar Basri.

Sebagai informasi, Politeknik ATI Makassar merupakan salah satu dari 11 politeknik yang dimiliki oleh Kemenperin. Politeknik tersebut mempunyai tugas menyelenggarakan program pendidikan vokasi di bidang teknologi industri dan manufaktur, yang memiliki empat program studi yakni Teknik Industri Agro, Teknik Manufaktur Industri Agro, Teknik Kimia Mineral, dan Otomasi Sistem Permesinan.