PT Indonesia Asahan Alumunium Jaga Kestabilan Pasokan Sumber Air yang Memasok PLTA

0
365
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). (Foto: esdm.go.id)

(Vibizmedia – Kuala Tanjung) Pabrik pemurnian (smelter) merupakan industri yang memerlukan sumber energi yang sangat besar. Ketersediaan sumber energi yang mencukupi menjadi dasar dibangunnya PT Indonesia Asahan Alumunium atau PT Inalum.

Seperti dilansir laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (27/5/2024), sumber energi yang murah akan membuat harga produk yang dihasilkan PT Inalum menjadi lebih kompetitif, karena sumber energi dan bahan baku merupakan dua kompenen terbesar biaya produksi.

Saat mengunjungi Smelter PT Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, Kamis (23/5/2024), Kepala Biro Komunikasi Layanan Infromasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, menyatakan, air merupakan sumber energi utama PT Inalum dan memainkan peran penting dalam operasi perusahaan, menjadi sumber energi bersih untuk memproduksi alumunium untuk kebutuhan domestik yang terus meningkat dengan harga yang kompetitif.

Karena air menjadi sumber energi utama PT Inalum, maka Agus meminta PT Inalum dapat menjaga kestabilan pasokan sumber air yang memasok Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mengelola sumber daya air secara berkelanjutan untuk memastikan kelestarian lingkungan demi keberlanjutan operasi perusahaan.

Sementara itu  Kepala Smelter PT Inalum Ismadi menambahkan, industri smelter merupakan industri yang memerlukan energi yang besar.

Menurut Ismadi, untuk memenuhi kebutuhan energi smelter PT Inalum maka dibangunlah dua Pembangkit sebagai sumber energi, satu PLTA Sigura-Gura (286 MW) dan PLTA Tangga (317 MW). Keduanya berlokasi di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara.

Ismadi menjelaskan, PT Inalum membangun 271 tower dengan kabel transmisi listrik tegangan 275 kV sepanjang 120 km dari dua pembangkit kita di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir ke lokasi smelter kita di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara.

Dalam industri smelter, sumber energi dan bahan baku merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi dengan menjadikan air sebagai sumber energi maka PT Inalum mendapatkan sumber energi yang murah dengan kondisi ini maka harga jual produk alumunium PT Inalum menjadi lebih kompetitif.

Ismadi menjelaskan, sampai sejauh ini secara teknis pabrik masih aman, secara komersial selalu positif, karena industri aluminium itu cost terbesarnya adalah bahan baku, alumina dan yang kedua adalah energi. Jadi di industri manapun, industri alumunium selalu faktor biaya alumina itu sama. Jadi faktor pembedaannya adalah harga energi. Karena memiliki PLTA, energi listriknya murah yang saat ini hanya 1 sen atau sekitar Rp 140 per Kwh maka produk nya relatif lebih kompetitif.